A. AKTIFITAS KEJIWAAN MANUSIA
Diri atau nafs
memiliki pemaknaan kata yang cukup banyak, menurut Mubarok, (2002:27) nafs
memiliki arti (1) jiwa, (2) dorongan hati yang kuat untuk berbuat kurang baik,
(3) sesuatu yang melahirkan sifat tercela dan perilaku buruk, (4) sesuatu di
dalam diri manusia yang menggerakkan tingkah laku, dan (5) sisi dalam manusia
yang dicipta secara sempurna di mana di dalamnya terkandung potensi baik dan
buruk. Dari sekian pengertian tersebut dapat digaris bawahi nafs (jiwa)
memiliki dua kecenderungan, yaitu (1) baik dan buruk, (2) dorongan dan tingkah
laku. Keduanya adalah indikasi manusia yang tidak selamanya baik dan selamanya
buruk.[7]
Islam sebagai Din yang
haq, memberikan tuntunan kepada manusia agar ia menggunakan potensi ikhtiarnya
untuk memeilih dan menciptakan lingkungan yang positif sebagai salah satu upaya
pengarahan, pemeliharaan, tazkiyah atau pembersihan jiwa dan sebagai tindakan
preventif dari hal-hal yang bisa mengotori jiwanya. Di samping itu, diperlukan
pendalaman terhadap tuntunan dan ajaran Islam serta peningkatan pengalamannya.
Evaluasi diri dan introspeksi harian terhadap perjalanan hidupnya, tak kalah
pentingnya dalam tazkiyah jiwa. Manakala jalan ini ditempuh dan jiwanya menjadi
bersih dan suci, maka ia termasuk orang yang beruntung dalam pandangan Allah
SWT. Sebaliknya, apabila jiwanya terkotori oleh berbagai polusi haram dan
kebatilan, maka ia termasuk orang yang merugi menurut criteria Allah SWT.
ô‰s% yxn=øùr& `tB $yg8©.y— ÇÒÈ ô‰s%ur z>%s{ `tB $yg9¢™yŠ ÇÊÉÈ
“Dan demi jiwa dan
penyempurnaannya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
jalan kepasikan dan
ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwa itu.
Dan merugilah orang yang mengotorinya” (QS. 91:9-10).[8]
Dua suasana jiwa yang
berbeda itu akan tampak refleksinya masing-masing perlaku keseharian manusia,
baik dalam hubungannya dengan Allah, lingkungan, maupun dirinya. Jiwa yang suci
akan memancarkan perilaku yang suci pula, mencintai Allah dan Rasul-Nya dan
bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Sedangkan jiwa yang kotor akan
menghasilkan kemungkaran dan kerusakan.[9]
Tazkiyah jiwa merupakan
suatu pekerjaan yang sungguh berat dan tidak gampang. Ia memerlukan
kesungguhan, ketabahan dan kontinuitas. Sebagaimana amal baik lainnya, tazkiyah
adalah bagai membangun sebuah gedung, di sana terdapat banyak hal yang harus
dikerahkan dan dikorbankan. Sedangkan pengotoran jiwa seperti amal buruk
lainnya, adalah semisal merobohkan bangunan, ia lebih mudah dan gampang serta
tak banyak menuras tenaga. Tazkiyah jiwa ini menjadi lebih berat lagi ketika
manusia hidup dalam era informatika dan globalisasi dalam kemaksiatan dan dosa.
Dimana kreasi manusia begitu canggih dan signifikan. Manusia seakan tak berdaya
mengikuti irama dan gelombangnya. Sebenarnya Islam memilki sikap yang akrab dan
tidak menolak sains dan tekhnologi, sementara sains dan tekhnologi tersebut
tidak bertentangan dan merusak lima hla prinsip (ad-dkaruriyat al khamsah);
Din, jiwa manusia, harta, generasi dan kehormatan. Sehingga tidak ada paradoksal
antara jiwa positif dan bersih serta nilai-nilai kebaikan dengan perkembangan
dan kemajuan zaman.[10]
Dalam literatur lain disebutkan bahwa aktivitas kejiwaan manusia itu adalah
antara lain sebagai berikut:
·
PENGAMATAN INDERA
Setiap manusia yang sehat rnentalnya dapat mengenal
lingkungan fisik yang nyata, baik di dalam dirinya sendiri maupun di luar
dirinya dengan menggunakan organ-organ inderanya. Cara mengenal dunia luar
seperti mi disebut mengamati secara indera, organ-organ indera yang ada pada
din manusia disebut “modalitas pengamatan”. Pengamatan merupakan fungsi
sensoris yang mernungkinkan seseorang menangkap stimuli dan duma nyata sebagai
bahan yang teramati. Pengamatan sebagai suatu fungsi primer dan jiwa dan
menjadi awal dan aktivitas intelektual. Objek pengarnatan memiliki
sifatsifat keinginan, kesendirian, lokalitas, dan bermateri. Subjek dapat
mengadakan orientasi terhadap suatu objek, karena objek itu dapat ditangkap
dengan tidak tergantung kepada adanya saja.
Untuk
memungkinkan subjek mengadakan orientasi, maka subjek dapat menggambarkan dunia
pengamatan menurut aspek pengaturan tertentu berupa sudut-sudut tinjauan:
a.
ruang, yaitu
menggambarkan dunia pengamatan dalam konsep-konsep seperti atas bawah, kanan
kin, jauh dekat, muka belakang, dan sebagainya:
b.
waktu, dunia
pengamatan digambarkan dalam hubungannya dengan jarak waktu, jarak ruang,
stabilitas benda tetap maupun tidak tetap, waktu dulu, sekarang dan akan datang
dan sebagaiñya;
c.
Gestalt,
dunia pengamatan digambarkan sebagai bentukan-bentukan athu medan psikologis
yang tersusun dalam kebulatan, kesatuan, dan kesarnaan dan bagian-bagian dalam
konteks keseluruhan; dan
d.
arti, medan
pengamatan digambarkan dengan hubungan arti atau struktur arti. Berbagai objek
atau peristiwa yang sama, apabila ditinjau dan sudut arti dan masing-masing
akan rnenunjukkan hal-hal yang sangat berbeda misalnya bentuk gedung sekolah,
gedung asrarna, gedung markas tentara, rumah sakit, perkantoran yang bersamaan,
namun artinya berbeda-beda meskipun sama-sama gedung.
Para ahli
psikologi membedakan beberapa macam alat indera menurut modalitas
pengamatan yakni:
A.
Pengelihatan
Ada tiga macam penglihatan yaitu:
1. penglihatan
terhadap bentuk, yaitu penglihatan terhadap penglihatan yang berdimensi dua. Setiap
objek penglihatan tidak dilihat secara terpisah-pisah, melainkan sebagai objek
yang saling berhubungan, misalnya objek yang dekat dan yang jauh, objdk yang
pokok dan yang melatarbelakangi, objek yang menjadi bagian dan keseluruhannya;
2. penglihatan
terhadap warna yaitu objek psikhis dan warna menyangkut nilai-nilai psikologis
warna meliputi nilai efektif suatu objek yang mempengaruhi tingkah laku manusia
dan nilai lamb ang atau simbolis misalnya merah adalah lambang keberanian,
putih adalah lambang kesucian dan ketulusan, hitam lambang kesedihan, kuning
lambang pengharapan, biru lambang kasih sayang atau kesetiaan, hijau lambang
kesejahteraan, ungu lambang kebesaran dan kemuliaan, abu-abu lambang keraguan
atau kesabaran dan lain-lain;
3. penglihatan
terhadap dalam objek yang berdimensi tiga, gejala penting yang tampak dan
penglihatan mi adalah kontansi volume dan jarak yang berbeda kita melihat
sesuatu benda, ternyata memperoleh kesan bahwa volume benda itu tidak berbeda,
melainkan sama, tidak berubah sifatnya melainkan konstan besarnya. [ni terjadi
karena objek yang kita hadapi setalu dilihat dalam konteks sistemnya dan
proporsi atau perbandingan benda-benda satu sama lain serta terhadap tempatnya
adalah sama.
B.
Pendengaran
Mendengar adalah menangkap bunvi-bunyi (suara) dengan
indera pendengar, pendengaran dan suara itu memelihara komunikasi vokal antara
makhluk yang satu dengan lainnya.
Bunyi suara binatang dan manusia sebenamya
adalah pemyataan, dan dimengerti oleh binatang dan manusia lain dalam suatu
arti tertentu. Karena itu, makna bunyi dapat berfungsi dua macam yaitu sebagai
tanda (signal) dan sebagai lambang karena itu yang kita tangkap adalah artinya
bukan bunyi atau suaranya.
Mendengar atau mendengarkan adalah menangkap
atau menerima suara melalui indera pendengaran. Pendengaran terhadap
bunyi-bunyian, mi berarti apa yang barn saja didengar atau terdengar tidak akan
segera hilang, melainkan masih terngiang dan masih turut bekerja dalam apa yang
didengar atau terdengar pada saat berikutnya.
·
TANGGAPAN
Tanggapan menurut Bigot at al (1950:72) biasanya
didefinisikan sebagai bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita
melakukan pengamatan. Suryabrata (2001:36) berpendapat sebenamya definisi
mi kurang menggambarkan materinya, sebab hanya menunjuk kepada sebagian saja
dan tanggapan itu. Linschoten mencoba membenikan definisi yang lebih
memadai, walaupun agak sukar difahami, dia mengemukakan bahwa tanggapan adalah
melakukan kembali sesuatu perbuatan atau melakukan sebelumnya sesuatu perbuatan
tanpa hadimya objek fungsi primer yang merupakan dasar dan modalitas tanggapan
itu. Kemudian tanggapan juga bisa didefinisikan sebagai bayangan yang
menjadi kesan yang dihasilkan dan pengamatan. Kesan tersebut menjadi isi
kesadaran yang dapat dikembangkan dalam hubungannya dengan konteks pengalaman
waktu sekarang seth antis ipasi keadaan untuk masa yang akan datang.
Ada
tiga macam tanggapan yaitu:
1. tanggapan
masa lampau yang sering disebut sebagai tanggapan ingatan;
2. tanggapan
masa sekarang sebagai tanggapan imajinatif, dan
3. tanggapan
masa mendatang sebagai tanggapan antisipatif. Menganggap dapat diartikan
sebagai mereaksi stimuli dengan membangun kesan pribadi yang berorientasi
kepada pengarnatan masa lalu, pengamatan masa sekarang, dan harapan masa yang
akan datang.
Tanggapan dip eroleh dan penginderaan dan pengamatan.
Johann Frederich E-lerbart (1776-1841) mengemukakan bahwa tanggapan ialah
mempakan unsur dasar dan jiwa manusia.
Tanggapan dipandang sebagai kekuatan psikologis
yang dapat menolong atau menimbulkan keseimbangan, ataupun merintangi atau
merusak keseimbangan. Tanggapan-tanggapan ada yang berada dalam kesadaran, dan
kebanyakan dibawah sadar, diantara kedua kesadaran mi terdapat batas pemisah
yang disebut “ambang kesadaran”. Tanggapan yang mengendap dibawah kesadaran
dapat muncul kembali ke dalam kesadaran dan yang semula memang berada diambang
kesadaran itu selalu ada dan muncul secara mekanis (Soemanto, 2000:26). Dalam
tanggapan kita tidak hanya dapat menghidupkan kembali apa yang telah kita amati
di masa lampau, akan tetapi kita juga dapat mengantisipasikan yang akan datang,
atau mewakili yang sekarang. Untuk memudahkan penafsiran tanggapan
biasanya ditenipuh dengan jaJan membuat perbanthngan antara tangga pan daiz
pengamatan. Biasanya orang mengemukakan deretan gejala dan yang paling
berperaga, dengan berpangkal pada pengamatan, sampai ke paling yang kurang
berperaga yaitu berpikir.
·
FANTASI
Fantasi dapat didefinisikan sebagai aktivitas
imajinasi untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan
tanggapantanggapan lama yang telah ada, dan tanggapan yang barn itu tidak hams
sama atau sesuai dengan benda-benda yang ada.
Dengan demikian fantasi itu dilukiskan sebagai
fungsi yang memungkinkan manusia untuk berorientasi dalam alam imajinir, dimana
aktivitas irnajinasi itu melampaui dunia nyata, fantasi dapat dibedakan atas
sengaja atau yang disadari.
Menurut Suryabrata, (2001:39) biasanya fantasi
didefinisikan sebagai daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan barn dengan
pertolongan tanggapan-tanggapan yang telah ada, dan tanggapan barn itu tidak
hams sesuai dengan benda-benda yang ada.
Fantasi dapat dikatakan sebagai fantasi sengaja
atau disadari yang merupakan usaha imajinasi dan subjek secara sengaja dan
disadari. Fantasi disengaja mi dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:
a.
fantasi
sengaja secara pasif, yaitu yang tidak dikendalikan oleh pikiran dan kemauan;
dan
b.
fantasi
sengaja secara aktif, yaitu yang dikendalikan oleh pikiran dan kemauan.
Baik fantasi
sengaja maupun tidak sengaja, keduanya dapat bersifat mengabstraksikan,
mendeterminasikan yaitu apabila fantasi itu membentuk gambaran barn dengan
menggunakan skema tertentu, ataupun mengombinasikan yaitu apabila fantasi itu
menggabungkan beberapa tanggapan. Fantasi mencipta yaitu fantasi yang
mengadakan tanggapantanggapan yang benar-benar barn, misalnya orang mengarang
cerita, anak menciptakan alat mainan, dan sebagainya. Kegunaan fantasi antara
lain adalah
1.
orang dapat
memahami, mengerti dan menghargai kultur orang lain;
2.
orang dapat
keluar dan ruang dan waktu, sehingga dengan demikian ia dapat mernahami hal-hal
yang ada dan terjadi di tempat lain dan diwaktu yang lain, misalnya dalam
mempelajari sejarah atau peristiwa sebelumnya yang telah terjadi;
3.
dapat
melepaskan din dan kesukaran dan permasalahan serta melupakan kegagalan atau
kesan-kesan buruk;
4.
dapat
membantu seseorang dalam mencari keseimbangan bathin dengan melupakan
kegagalan-kegagalan di masa lampau;
5.
fantasi
memungkinkan orang untuk menyelesaikan konflik nil secara imajinir, sehingga
dapat mengurangi ketegangan psikhis dan menjaga keseimbangan bathin; dan
6.
mernungkinkan
seseorang untuk dapat membuat perencanaan untuk dilaksanakan di masa mendatang
dan berusaha rnerealisasikannya. Karena itu pendidikan dalam kegiatan
pembelajaran hendaknya berusaha mengembangkan fantasi anak secara sehat. Hal mi
akan memberi arah kepada anak untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya
menjadi lebih bermakna dan mampu menentramkan suasana bathinnya.
·
INGATAN
Pribadi manusia beserta aktiitas-aktivitasnya tidak
semata-mata ditentukan oleh pengaruh dan proses-proses yang berlangsung waktu
kini, tetapi juga oleh pengaruh-pengaruh dan proses-proses di masa yang lampau.
Pengaruh-pengaruh dan proses-proses yang lampau
ikut menentukan perkembangan kepribadian dalam suatu sejarah di mana hal yang
lampau dalam cara tertentu dapat diaktifkan kembali.
Mengingat berarti menyerap atau melekatkan
pengetahuan dengan jalan pengecaman secara aktif, fiingsi ingatan itu meliputi
tiga aktivitas yaitu:
1.
mencamkan,
yaitu menangkap atau menerima kesan-kesan;
2.
menyimpan
kesan-kesan; dan
3.
mereproduksi
kesan-kesan.
Atas dasar kenyataan inilah biasanya ingatan
didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksikan
kesan-kesan. Sifat dan ingatan yang baik adalah cepat berlaku untuk aktivitas
mencamkan, sifat setia, kuat, dan luas berlaku untuk menyimpan, sedangkan sifat
siap berlaku dalam hal memproduksi kesan-kesan. Dengan dernikian kita dapat
rnenyebutkan adanya berbagai sifat ingatan yang baik. Ingatan dikatakan cepat
apabila dalam mencamkan kesan-kesan tidak mengalami kesulitan. Ingatan
dikatakan setia apabila kesan yang telah dicamkan itu tersimpan dengan baik dan
stabil. Ingatan dikatakan kuat apabila kesan-kesan yang tersimpan
bertahan Lama, ingatan dikatakan luas, apabila kesan-kesan yang tersimpan
sangat bervariasi dan banyak jurnlahnya. Ingatan dikatakan siap, apabila
kesan-kesan yang tersimpan sewaktu-waktu mudah direproduksikan ke alam
kesadaran.
Mencamkan terhadap sesuatu kesan akan lebih kuat
apabila:
1.
kesan-kesan
yang dicamkan dibantu dengan penyuaraan;
2.
pikiran
subjek lebih terkonsentrasi kepada kesan-kesan itu;
3.
teknik
belajar yang dipakai oleh subjek adalah efektif
4.
subjek
menggunakan titian ingatan; dan
5.
struktur
bahan dan kesan-kesan yang dicamkan adalahjelas.
Ingatan cepat artinya mudah dalam mencamkan sesuatu
hal tanpa menjumpai kesukaran, penggunaan metode belajar yang tepat akan
mempertinggi pencaman.
Dalam
hubungan dengan mi dikenal ada tiga macam metode belajar yaitu:
1.
metode keselunthan
yaitu metode menghafal dengan mengulang berkali-kali dan permulaan sampai
akhir;
2.
metode
bagian yaitu menghafal sebagian demi sebagian, masing-masing bagian itu
dihafal; dan
3.
metode
campuran yaitu menghafal bagian-bagian yang sukar lebih dahulu, selanjutnya
dipelajari dengan metode keseluruhan. Secara umum pencaman dip erkuat oleh
faktor struktur bahan yang dicamkan dan sikap bathin orang mengenai bahan itu.
MOTIF- MOTIF BELAJAR
Faktor
motivasi secara umum dan mitovasi belajar secara khusus merupakan gejala
aktivitas jiwa manusia yang sangat diperlukan oleh manusia dan peserta didik
khususnya dalam mengarungi kehidupan yang saraf dengan persaingan. Manusia
khususnya peserta didik yang memiliki motivasi hidup yang rendah akan memiliki
kinerja, produktivitas, kreativitas, dan inovasi yang rendah. Akibatnya mereka
akan tertinggal jauh dari teman atau manusia lainnya yang memiliki motivasi
yang tinggi dalam menjalani hidupnya.
Guru yang
memiliki motivasi mengajar yang tinggi ditandai dengan beberapa karakteristik
perilaku, yaitu rajin mengajar di kelas, bergairah dalam mengajar, aktif dan
kreatif dalam melakukan pembaruan dalam bidang pendidikan untuk keperluan
pembelajaran di kelas, berperilaku produktif dan inovatif dalam mengajar, dan
beretos kerja tinggi sehingga tidak mengenal lelah dalam mengajar dan mudah
putus asa jika menemukan kesulitan dalam menekuni kariernya sebagai pengajar
dan pendidik di sekolah.
Drever
(Slameto, 1988;60) memberikan pengertian tentang motif atau motivasi sebagai
berikut: “Motive is an effective-cinative factors which operates in determining
the direction of an individual’s behavior towards an end or goal, consioustly
apprehended or unconsioustly”. Di dalam menentukan tujuan itu dapat
disadari atau tidak, namun untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan
yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak
atau pendorongnya. Dalam proses pembelajaran di kelas haru diperhatikan apa
yang membuat peserta didik memiliki motivasi untuk berpikir dan memusatkan
perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan
aktivitas belajar. Motif atau motivasi secara umum juga dapat diartikan sebagai
daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Sardiman,
1990:73). Dengan mengacu kepada kata motif, maka motivasi dapat diartikan
sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada
saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat
mendesak.
Menurut
Donald (Sardiman, 1990:73) motivasi ialah perubahan energy dalam diri seseorang
yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Dari pengertian motivasi oleh Donald, maka motivasi
mengandung tiga elemen penting, yaitu:
- Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy pada diri setiap individu manusia,
- Motivasi ditandai dengan munculnya perasaan afeksi seseorang,
- Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Motif
ekstrinsik ialah motif yang berfungsi yang karena ada rangsangan dari luar diri
individu, sedangkan motif intrinsic yaitu motif-motif yang berfungsi tanpa
membutuhkan rangsangan dari luar (La Sulo, 1990:32). Peserta didik yang
memiliki motivasi intrinsic dalam belajar akan berusaha keras untuk belajar
dalam menguasai ilmu tanpa menunggu hadiah dari guru dan pihak lainnya.
Motivasi
intrinsic lahir secara alamiah pada diri individu tanpa dipengaruhi oleh
pengaruh dari luar. Sedangkan peserta didik yang memiliki motivasi intrinsic
dalam belajar akan berusaha keras untuk belajar Karen ingin mendapatkan hadiah
dari orang tua atau guru dank arena ingin mengejar statu sebagai juara
kelas. Jadi kuat lemahnya motivasi yang bersifat ekstrinsik sangat dipengaruhi
oleh kuat lemahnya suatu penguatan yang diberikan oleh pihak lain kepada siswa
yang belajar.
Motivasi
belajar yang dimiliki oleh peserta didik memiliki tiga fungsi, yaitu:
- Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy,
- Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dan
- Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan dengan serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Selain itu, motivasi juga dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia merupakan makhluk yang berjiwa, kehidupan kejiwaan itu
direfleksikan dalam bentuk tingkah laku dan aktivitas manusia. Kegiatan
kejiwaan sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh manusia dan manusia
mangadakan respon terhadap stimulus yang mengenainya. Dilihat dari segi
kejiwaan, agama Islam telah memberikan pencerahan terhadap pola berfikir
manusia secara benar tentang makna hidupnya di dunia ini.
DAFTAR PUSTAKA
Sumadi Surya Brata, 1993, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta,PT.
RajaGrafindo persada
Woodworth, R.S. & Marquis, D.G. Psykhology, London : Methuen,
1955
Soemadi Soerjabrata, Ichtisar sejarah ilmu jiwa, Yogyakarta :Usma,
1964
Helson, H .
(Ed.). Theoretical foundations of psychologiy .New York, D. Van
Nostrand,1959
Rafy Sapuri, Psikologi
Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2009
Syamsu Yusuf, Psikologi
Belajar Agama. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005
0 komentar:
Posting Komentar