Sabtu, 04 Februari 2017

aktifitas kejiawaan manusia


  A. AKTIFITAS KEJIWAAN MANUSIA

 
Diri atau nafs memiliki pemaknaan kata yang cukup banyak, menurut Mubarok, (2002:27) nafs memiliki arti (1) jiwa, (2) dorongan hati yang kuat untuk berbuat kurang baik, (3) sesuatu yang melahirkan sifat tercela dan perilaku buruk, (4) sesuatu di dalam diri manusia yang menggerakkan tingkah laku, dan (5) sisi dalam manusia yang dicipta secara sempurna di mana di dalamnya terkandung potensi baik dan buruk. Dari sekian pengertian tersebut dapat digaris bawahi nafs (jiwa) memiliki dua kecenderungan, yaitu (1) baik dan buruk, (2) dorongan dan tingkah laku. Keduanya adalah indikasi manusia yang tidak selamanya baik dan selamanya buruk.[7]
Islam sebagai Din yang haq, memberikan tuntunan kepada manusia agar ia menggunakan potensi ikhtiarnya untuk memeilih dan menciptakan lingkungan yang positif sebagai salah satu upaya pengarahan, pemeliharaan, tazkiyah atau pembersihan jiwa dan sebagai tindakan preventif dari hal-hal yang bisa mengotori jiwanya. Di samping itu, diperlukan pendalaman terhadap tuntunan dan ajaran Islam serta peningkatan pengalamannya. Evaluasi diri dan introspeksi harian terhadap perjalanan hidupnya, tak kalah pentingnya dalam tazkiyah jiwa. Manakala jalan ini ditempuh dan jiwanya menjadi bersih dan suci, maka ia termasuk orang yang beruntung dalam pandangan Allah SWT. Sebaliknya, apabila jiwanya terkotori oleh berbagai polusi haram dan kebatilan, maka ia termasuk orang yang merugi menurut criteria Allah SWT.
ôs% yxn=øùr& `tB $yg8©.y ÇÒÈ ôs%ur z>%s{ `tB $yg9¢yŠ ÇÊÉÈ
“Dan demi jiwa dan penyempurnaannya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
jalan kepasikan dan ketaqwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mensucikan jiwa itu. Dan merugilah orang yang mengotorinya” (QS. 91:9-10).[8]
Dua suasana jiwa yang berbeda itu akan tampak refleksinya masing-masing perlaku keseharian manusia, baik dalam hubungannya dengan Allah, lingkungan, maupun dirinya. Jiwa yang suci akan memancarkan perilaku yang suci pula, mencintai Allah dan Rasul-Nya dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Sedangkan jiwa yang kotor akan menghasilkan kemungkaran dan kerusakan.[9]
Tazkiyah jiwa merupakan suatu pekerjaan yang sungguh berat dan tidak gampang. Ia memerlukan kesungguhan, ketabahan dan kontinuitas. Sebagaimana amal baik lainnya, tazkiyah adalah bagai membangun sebuah gedung, di sana terdapat banyak hal yang harus dikerahkan dan dikorbankan. Sedangkan pengotoran jiwa seperti amal buruk lainnya, adalah semisal merobohkan bangunan, ia lebih mudah dan gampang serta tak banyak menuras tenaga. Tazkiyah jiwa ini menjadi lebih berat lagi ketika manusia hidup dalam era informatika dan globalisasi dalam kemaksiatan dan dosa. Dimana kreasi manusia begitu canggih dan signifikan. Manusia seakan tak berdaya mengikuti irama dan gelombangnya. Sebenarnya Islam memilki sikap yang akrab dan tidak menolak sains dan tekhnologi, sementara sains dan tekhnologi tersebut tidak bertentangan dan merusak lima hla prinsip (ad-dkaruriyat al khamsah); Din, jiwa manusia, harta, generasi dan kehormatan. Sehingga tidak ada paradoksal antara jiwa positif dan bersih serta nilai-nilai kebaikan dengan perkembangan dan kemajuan zaman.[10]
Dalam literatur lain disebutkan bahwa aktivitas kejiwaan manusia itu adalah antara lain sebagai berikut:

·         PENGAMATAN INDERA
Setiap manusia yang sehat rnentalnya dapat mengenal lingkungan fisik yang nyata, baik di dalam dirinya sendiri maupun di luar dirinya dengan menggunakan organ-organ inderanya. Cara mengenal dunia luar seperti mi disebut mengamati secara indera, organ-organ indera yang ada pada din manusia disebut “modalitas pengamatan”. Pengamatan merupakan fungsi sensoris yang mernungkinkan seseorang menangkap stimuli dan duma nyata sebagai bahan yang teramati. Pengamatan sebagai suatu fungsi primer dan jiwa dan menjadi awal dan aktivitas intelektual.  Objek pengarnatan memiliki sifatsifat keinginan, kesendirian, lokalitas, dan bermateri. Subjek dapat mengadakan orientasi terhadap suatu objek, karena objek itu dapat ditangkap dengan tidak tergantung kepada adanya saja.
Untuk memungkinkan subjek mengadakan orientasi, maka subjek dapat menggambarkan dunia pengamatan menurut aspek pengaturan tertentu berupa sudut-sudut tinjauan:
a.      ruang, yaitu menggambarkan dunia pengamatan dalam konsep-konsep seperti atas bawah, kanan kin, jauh dekat, muka belakang, dan sebagainya:
b.     waktu, dunia pengamatan digambarkan dalam hubungannya dengan jarak waktu, jarak ruang, stabilitas benda tetap maupun tidak tetap, waktu dulu, sekarang dan akan datang dan sebagaiñya;
c.      Gestalt, dunia pengamatan digambarkan sebagai bentukan-bentukan athu medan psikologis yang tersusun dalam kebulatan, kesatuan, dan kesarnaan dan bagian-bagian dalam konteks keseluruhan; dan
d.     arti, medan pengamatan digambarkan dengan hubungan arti atau struktur arti. Berbagai objek atau peristiwa yang sama, apabila ditinjau dan sudut arti dan masing-masing akan rnenunjukkan hal-hal yang sangat berbeda misalnya bentuk gedung sekolah, gedung asrarna, gedung markas tentara, rumah sakit, perkantoran yang bersamaan, namun artinya berbeda-beda meskipun sama-sama gedung.

Para ahli psikologi membedakan beberapa macam alat indera menurut  modalitas pengamatan yakni:
A. Pengelihatan
Ada tiga macam penglihatan yaitu:
1.      penglihatan terhadap bentuk, yaitu penglihatan terhadap penglihatan yang berdimensi dua. Setiap objek penglihatan tidak dilihat secara terpisah-pisah, melainkan sebagai objek yang saling berhubungan, misalnya objek yang dekat dan yang jauh, objdk yang pokok dan yang melatarbelakangi, objek yang menjadi bagian dan keseluruhannya;

2.      penglihatan terhadap warna yaitu objek psikhis dan warna menyangkut nilai-nilai psikologis warna meliputi nilai efektif suatu objek yang mempengaruhi tingkah laku manusia dan nilai lamb ang atau simbolis misalnya merah adalah lambang keberanian, putih adalah lambang kesucian dan ketulusan, hitam lambang kesedihan, kuning lambang pengharapan, biru lambang kasih sayang atau kesetiaan, hijau lambang kesejahteraan, ungu lambang kebesaran dan kemuliaan, abu-abu lambang keraguan atau kesabaran dan lain-lain;

3.      penglihatan terhadap dalam objek yang berdimensi tiga, gejala penting yang tampak dan penglihatan mi adalah kontansi volume dan jarak yang berbeda kita melihat sesuatu benda, ternyata memperoleh kesan bahwa volume benda itu tidak berbeda, melainkan sama, tidak berubah sifatnya melainkan konstan besarnya. [ni terjadi karena objek yang kita hadapi setalu dilihat dalam konteks sistemnya dan proporsi atau perbandingan benda-benda satu sama lain serta terhadap tempatnya adalah sama.
 B. Pendengaran
Mendengar adalah menangkap bunvi-bunyi (suara) dengan indera pendengar, pendengaran dan suara itu memelihara komunikasi vokal antara makhluk yang satu dengan lainnya.
 Bunyi suara binatang dan manusia sebenamya adalah pemyataan, dan dimengerti oleh binatang dan manusia lain dalam suatu arti tertentu. Karena itu, makna bunyi dapat berfungsi dua macam yaitu sebagai tanda (signal) dan sebagai lambang karena itu yang kita tangkap adalah artinya bukan bunyi atau suaranya.
 Mendengar atau mendengarkan adalah menangkap atau menerima suara melalui indera pendengaran. Pendengaran terhadap bunyi-bunyian, mi berarti apa yang barn saja didengar atau terdengar tidak akan segera hilang, melainkan masih terngiang dan masih turut bekerja dalam apa yang didengar atau terdengar pada saat berikutnya.

·         TANGGAPAN
Tanggapan menurut Bigot at al (1950:72) biasanya didefinisikan sebagai bayangan yang tinggal dalam ingatan setelah kita melakukan pengamatan.  Suryabrata (2001:36) berpendapat sebenamya definisi mi kurang menggambarkan materinya, sebab hanya menunjuk kepada sebagian saja dan tanggapan itu.  Linschoten mencoba membenikan definisi yang lebih memadai, walaupun agak sukar difahami, dia mengemukakan bahwa tanggapan adalah melakukan kembali sesuatu perbuatan atau melakukan sebelumnya sesuatu perbuatan tanpa hadimya objek fungsi primer yang merupakan dasar dan modalitas tanggapan itu.  Kemudian tanggapan juga bisa didefinisikan sebagai bayangan yang menjadi kesan yang dihasilkan dan pengamatan. Kesan tersebut menjadi isi kesadaran yang dapat dikembangkan dalam hubungannya dengan konteks pengalaman waktu sekarang seth antis ipasi keadaan untuk masa yang akan datang.
 Ada tiga macam tanggapan yaitu:
1.      tanggapan masa lampau yang sering disebut sebagai tanggapan ingatan;
2.      tanggapan masa sekarang sebagai tanggapan imajinatif, dan
3.      tanggapan masa mendatang sebagai tanggapan antisipatif. Menganggap dapat diartikan sebagai mereaksi stimuli dengan membangun kesan pribadi yang berorientasi kepada pengarnatan masa lalu, pengamatan masa sekarang, dan harapan masa yang akan datang.
Tanggapan dip eroleh dan penginderaan dan pengamatan. Johann Frederich E-lerbart (1776-1841) mengemukakan bahwa tanggapan ialah mempakan unsur dasar dan jiwa manusia.
 Tanggapan dipandang sebagai kekuatan psikologis yang dapat menolong atau menimbulkan keseimbangan, ataupun merintangi atau merusak keseimbangan. Tanggapan-tanggapan ada yang berada dalam kesadaran, dan kebanyakan dibawah sadar, diantara kedua kesadaran mi terdapat batas pemisah yang disebut “ambang kesadaran”. Tanggapan yang mengendap dibawah kesadaran dapat muncul kembali ke dalam kesadaran dan yang semula memang berada diambang kesadaran itu selalu ada dan muncul secara mekanis (Soemanto, 2000:26). Dalam tanggapan kita tidak hanya dapat menghidupkan kembali apa yang telah kita amati di masa lampau, akan tetapi kita juga dapat mengantisipasikan yang akan datang, atau mewakili yang sekarang.  Untuk memudahkan penafsiran tanggapan biasanya ditenipuh dengan jaJan membuat perbanthngan antara tangga pan daiz pengamatan. Biasanya orang mengemukakan deretan gejala dan yang paling berperaga, dengan berpangkal pada pengamatan, sampai ke paling yang kurang berperaga yaitu berpikir.

·         FANTASI
Fantasi dapat didefinisikan sebagai aktivitas imajinasi untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan tanggapantanggapan lama yang telah ada, dan tanggapan yang barn itu tidak hams sama atau sesuai dengan benda-benda yang ada.
 Dengan demikian fantasi itu dilukiskan sebagai fungsi yang memungkinkan manusia untuk berorientasi dalam alam imajinir, dimana aktivitas irnajinasi itu melampaui dunia nyata, fantasi dapat dibedakan atas sengaja atau yang disadari.
 Menurut Suryabrata, (2001:39) biasanya fantasi didefinisikan sebagai daya untuk membentuk tanggapan-tanggapan barn dengan pertolongan tanggapan-tanggapan yang telah ada, dan tanggapan barn itu tidak hams sesuai dengan benda-benda yang ada.
 Fantasi dapat dikatakan sebagai fantasi sengaja atau disadari yang merupakan usaha imajinasi dan subjek secara sengaja dan disadari. Fantasi disengaja mi dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:
a.       fantasi sengaja secara pasif, yaitu yang tidak dikendalikan oleh pikiran dan kemauan; dan
b.      fantasi sengaja secara aktif, yaitu yang dikendalikan oleh pikiran dan kemauan.
Baik fantasi sengaja maupun tidak sengaja, keduanya dapat bersifat mengabstraksikan, mendeterminasikan yaitu apabila fantasi itu membentuk gambaran barn dengan menggunakan skema tertentu, ataupun mengombinasikan yaitu apabila fantasi itu menggabungkan beberapa tanggapan. Fantasi mencipta yaitu fantasi yang mengadakan tanggapantanggapan yang benar-benar barn, misalnya orang mengarang cerita, anak menciptakan alat mainan, dan sebagainya. Kegunaan fantasi antara lain adalah
1.      orang dapat memahami, mengerti dan menghargai kultur orang lain;
2.      orang dapat keluar dan ruang dan waktu, sehingga dengan demikian ia dapat mernahami hal-hal yang ada dan terjadi di tempat lain dan diwaktu yang lain, misalnya dalam mempelajari sejarah atau peristiwa sebelumnya yang telah terjadi;
3.      dapat melepaskan din dan kesukaran dan permasalahan serta melupakan kegagalan atau kesan-kesan buruk;
4.      dapat membantu seseorang dalam mencari keseimbangan bathin dengan melupakan kegagalan-kegagalan di masa lampau;
5.      fantasi memungkinkan orang untuk menyelesaikan konflik nil secara imajinir, sehingga dapat mengurangi ketegangan psikhis dan menjaga keseimbangan bathin; dan
6.      mernungkinkan seseorang untuk dapat membuat perencanaan untuk dilaksanakan di masa mendatang dan berusaha rnerealisasikannya. Karena itu pendidikan dalam kegiatan pembelajaran hendaknya berusaha mengembangkan fantasi anak secara sehat. Hal mi akan memberi arah kepada anak untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya menjadi lebih bermakna dan mampu menentramkan suasana bathinnya.

·         INGATAN
Pribadi manusia beserta aktiitas-aktivitasnya tidak semata-mata ditentukan oleh pengaruh dan proses-proses yang berlangsung waktu kini, tetapi juga oleh pengaruh-pengaruh dan proses-proses di masa yang lampau.
 Pengaruh-pengaruh dan proses-proses yang lampau ikut menentukan perkembangan kepribadian dalam suatu sejarah di mana hal yang lampau dalam cara tertentu dapat diaktifkan kembali.
 Mengingat berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan jalan pengecaman secara aktif, fiingsi ingatan itu meliputi tiga aktivitas yaitu:
1.      mencamkan, yaitu menangkap atau menerima kesan-kesan;
2.      menyimpan kesan-kesan; dan
3.      mereproduksi kesan-kesan.
 Atas dasar kenyataan inilah biasanya ingatan didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan memproduksikan kesan-kesan. Sifat dan ingatan yang baik adalah cepat berlaku untuk aktivitas mencamkan, sifat setia, kuat, dan luas berlaku untuk menyimpan, sedangkan sifat siap berlaku dalam hal memproduksi kesan-kesan. Dengan dernikian kita dapat rnenyebutkan adanya berbagai sifat ingatan yang baik. Ingatan dikatakan cepat apabila dalam mencamkan kesan-kesan tidak mengalami kesulitan. Ingatan dikatakan setia apabila kesan yang telah dicamkan itu tersimpan dengan baik dan stabil.  Ingatan dikatakan kuat apabila kesan-kesan yang tersimpan bertahan Lama, ingatan dikatakan luas, apabila kesan-kesan yang tersimpan sangat bervariasi dan banyak jurnlahnya.  Ingatan dikatakan siap, apabila kesan-kesan yang tersimpan sewaktu-waktu mudah direproduksikan ke alam kesadaran.
 Mencamkan terhadap sesuatu kesan akan lebih kuat apabila:
1.      kesan-kesan yang dicamkan dibantu dengan penyuaraan;
2.      pikiran subjek lebih terkonsentrasi kepada kesan-kesan itu;
3.      teknik belajar yang dipakai oleh subjek adalah efektif
4.      subjek menggunakan titian ingatan; dan
5.      struktur bahan dan kesan-kesan yang dicamkan adalahjelas.
Ingatan cepat artinya mudah dalam mencamkan sesuatu hal tanpa menjumpai kesukaran, penggunaan metode belajar yang tepat akan mempertinggi pencaman.
Dalam hubungan dengan mi dikenal ada tiga macam metode belajar yaitu:
1.        metode keselunthan yaitu metode menghafal dengan mengulang berkali-kali dan permulaan sampai akhir;
2.        metode bagian yaitu menghafal sebagian demi sebagian, masing-masing bagian itu dihafal; dan
3.        metode campuran yaitu menghafal bagian-bagian yang sukar lebih dahulu, selanjutnya dipelajari dengan metode keseluruhan. Secara umum pencaman dip erkuat oleh faktor struktur bahan yang dicamkan dan sikap bathin orang mengenai bahan itu.
MOTIF- MOTIF BELAJAR
Faktor motivasi secara umum dan mitovasi belajar secara khusus merupakan gejala aktivitas jiwa manusia yang sangat diperlukan oleh manusia dan peserta didik khususnya dalam mengarungi kehidupan yang saraf dengan persaingan. Manusia khususnya peserta didik yang memiliki motivasi hidup yang rendah akan memiliki kinerja, produktivitas, kreativitas, dan inovasi yang rendah. Akibatnya mereka akan tertinggal jauh dari teman atau manusia lainnya yang memiliki motivasi yang tinggi dalam menjalani hidupnya.
Guru yang memiliki motivasi mengajar yang tinggi ditandai dengan beberapa karakteristik perilaku, yaitu rajin mengajar di kelas, bergairah dalam mengajar, aktif dan kreatif dalam melakukan pembaruan dalam bidang pendidikan untuk keperluan pembelajaran di kelas, berperilaku produktif dan inovatif dalam mengajar, dan beretos kerja tinggi sehingga tidak mengenal lelah dalam mengajar dan mudah putus asa jika menemukan kesulitan dalam menekuni kariernya sebagai pengajar dan pendidik di sekolah.
Drever (Slameto, 1988;60) memberikan pengertian tentang motif atau motivasi sebagai berikut: “Motive is an effective-cinative factors which operates in determining the direction of an individual’s behavior towards an end or goal, consioustly apprehended or unconsioustly”.  Di dalam menentukan tujuan itu dapat disadari atau tidak, namun untuk mencapai tujuan itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya. Dalam proses pembelajaran di kelas haru diperhatikan apa yang membuat peserta didik memiliki motivasi untuk berpikir dan memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan  yang berhubungan dengan aktivitas belajar. Motif atau motivasi secara umum juga dapat diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu (Sardiman, 1990:73). Dengan mengacu kepada kata motif, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat mendesak.
Menurut Donald (Sardiman, 1990:73) motivasi ialah perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian motivasi oleh Donald, maka motivasi mengandung tiga elemen penting, yaitu:
  1. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energy pada diri setiap individu manusia,
  2. Motivasi ditandai dengan munculnya perasaan afeksi seseorang,
  3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Motif ekstrinsik ialah motif yang berfungsi yang karena ada rangsangan dari luar diri individu, sedangkan motif intrinsic yaitu motif-motif yang berfungsi tanpa membutuhkan rangsangan dari luar (La Sulo, 1990:32). Peserta didik yang memiliki motivasi intrinsic dalam belajar akan berusaha keras untuk belajar dalam menguasai ilmu tanpa menunggu hadiah dari guru dan pihak lainnya.
Motivasi intrinsic lahir secara alamiah pada diri individu tanpa dipengaruhi oleh pengaruh dari luar. Sedangkan peserta didik yang memiliki motivasi intrinsic dalam belajar akan berusaha keras untuk belajar Karen ingin mendapatkan hadiah dari orang tua atau guru  dank arena ingin mengejar statu sebagai juara kelas. Jadi kuat lemahnya motivasi yang bersifat ekstrinsik sangat dipengaruhi oleh kuat lemahnya suatu penguatan yang diberikan oleh pihak lain kepada siswa yang belajar.
Motivasi belajar yang dimiliki oleh peserta didik memiliki tiga fungsi, yaitu:
  1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy,
  2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dan
  3. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan dengan serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Selain itu, motivasi juga dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestai.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Manusia merupakan makhluk yang berjiwa, kehidupan kejiwaan itu direfleksikan dalam bentuk tingkah laku dan aktivitas manusia. Kegiatan kejiwaan sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh manusia dan manusia mangadakan respon terhadap stimulus yang mengenainya. Dilihat dari segi kejiwaan, agama Islam telah memberikan pencerahan terhadap pola berfikir manusia secara benar tentang makna hidupnya di dunia ini.

DAFTAR PUSTAKA

Sumadi Surya Brata, 1993, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta,PT. RajaGrafindo persada
Woodworth, R.S. & Marquis, D.G. Psykhology, London : Methuen, 1955
Soemadi Soerjabrata, Ichtisar sejarah ilmu jiwa, Yogyakarta :Usma, 1964
Helson, H . (Ed.). Theoretical foundations of  psychologiy .New York, D. Van Nostrand,1959
Rafy Sapuri, Psikologi Islam. Jakarta: Rajawali Pers, 2009
Syamsu Yusuf, Psikologi Belajar Agama. Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2005



















0 komentar:

Posting Komentar