BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan
Islam secara umum adalah upaya sistematis untuk membantu anak didik agar tumbuh
berkembang mengaktualkan potensinya berdasarkan kaidah-kaidah moral Alquran,
ilmu pengetahuan, dan keterampilan hidup (life-skill).
Manajemen
perubahan dalam lembaga pendidikan Islam adalah sebuah proses sosial yang
berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lain mengenai
perencanaan, pengorganisasian, dan pengaturan untuk menuju sebuah kemajuan
dalam lembaga Pendidikan Islam. Misalnya perubahan dalam lembaga pendidikan
Perguruan Tinggi Islam, dari STAIN berubah menjadi IAIN, kemudian berubah lagi
menjadi UIN.
Perubahan
tersebut adalah perubahan kearah yang lebih maju lagi. Hal ini selaras dengan
pengertian dari perubahan itu sendiri. Adapun pengertian perubahan menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hal (keadaan ) yang berubah atau suatu
peralihan.[1]
Perubahan merupakan suatu keharusan karena perubahan adalah esensi dari
kemajuan. Menjadi maju berarti harus berpindah posisi semakin kedepan
dari posisi semula.
Motivasi untuk melakukan perubahan
kearah yang lebih baik lai telah di isyaratkan di dalam al-qur’an yakni didalam
surah arra’du ayat 11:
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib
suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka
” .(Q.S Arradu: 11).
Akan tetapi,
walaupun telah dilakukan usaha-usaha pembaharuan pendidikan Islam, namun dunia
pendidikan Islam masih saja dihadapkan pada berbagai problema.
Ada Sembilan
teori besar mengenai manajemen perubahan yang akan dikulas dalam makalah ini
yaitu: Teori Force-Field, teori motivasi, Teori Proses Perubahana Manajerial,
Teori-teori Organizational Development Dalam Perubahan, Teori Perubahan Alfa,
Betta Dan Gamma, Teori Contigency, Teori kerjasama, Teori Untuk
Mengatasi Resitensi Dalam Perubahan dan Teori Model Acounting Turaround.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Perubahan
Manajemen
adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia
dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainnya, menggunakan metode
yang efesian dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.[2]
Secara
termonologi manajemen adalah “The process of planning, organizing, leading, and
controlling the work of organization members and using all available
organizational resources to reach stated organizational goals”. ( sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengaturan terhadap anggota organisasi serta
penggunaan seluruh sumber-sumber yang ada secara tepat untuk meraih tujuan yang
ditetapkan).
Adapun
pengertian perubahan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hal (keadaan )
yang berubah atau suatu peralihan.[3]
Perubahan merupakan suatu keharusan karena perubahan adalah esensi dari
kemajuan. Menjadi maju berarti harus berpindah posisi semakin kedepan
dari posisi semula.
Sehingga
secara sederhana dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen perubahan adalah
sebuah proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan
manusia lain mengenai perencanaan, pengorganisasian, dan pengaturan untuk
menuju sebuah kemajuan
B. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan
memiliki definisi yang sangat luas dan dapat dilihat dari berbagai sudut.
Definisi Umum Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar yang dengan
sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[4]
Dalam The
Lexicon Wrebster Dictionary, istilah pendidikan atau Education dijadikan
kata kerja menjadi to educate. Kata ini berasal dari bahasa latin educo,
educatum terdiri dari dari kata e berarti out= keluar, dan
duco berarti to lead= menuntun atau membawa. Jadi educo
berarti menuntun atau membawa keluar. Membawa keluar dimaksudkan to advance
the mental, aesthetic, pshycal or moral development of, esp by teaching or
schooling ( mempercepat atau memajukan perkembangan mental estetis, fisik
atau moral khususnya melalui pengajaran atau sekolah).[5]
Adapun pendidikan Islam
menurut Ahmad D. Marimba adalah :
Pendidikan Islam adalah
bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju
terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian
lain sering kali beliau mengatakan kepribadian uatama tersebut dengan istilah kepribadian
muslim, yakni kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih
dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung
jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.[6]
C. Manajemen Perubahan Dalam Lembaga Pendidikan Islam
Perubahan
dalam lembaga pendidikan islam haruslah termanajemi dengan baik. Hal ini perlu
dilakukan agar lembaga islam dapat mengikuti perkembangan
zaman tidak
statis tapi tetap menjadikan islam sebagai pondasi awal pada lembaga pendidikan
tersebut.
Dalam
al-quran Allah SWT telah menjelaskan mengenai perubahan dalam surah arradu ayat
11:
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib
suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka
” .(Q.S Arradu: 11).
Menurut
al-Attas, seorang pembaharu pendidikan islam mengatakan bahwa kebangkitan umat
Islam tidak hanya diawali dengan memberikan perhatian yang besar terhadap
pendidikan dengan cara pembenahan yang menjiplak sistem dan budaya pendidikan
Barat, sesuatu yang tampaknya sangat lumrah. Yang lebih penting dari itu dan
perlu mendapat perhatian khusus adalah pembenahan masalah konsepsi ilmu yang
benar, mulai tingkat perguruan tinggi sampai tingkat sekolah menengah dan
dasar.
Pada
Konferensi Dunia mengenai Pendidikan Islam yang Pertama (30 Maret-8 April 1977)
di Makkah, al-Attas menyampaikan ide-ide yang telah dituangkannya dalam
buku-buku tersebut lewat satu makalah utama berjudul “Preliminary Thoughts
on the Nature of Knowledge and the Definition and Aims of Education“. Salah
satu yang diangkatnya adalah gagasan “Islamisasi Ilmu Pengetahuan Masa Kini” (the
islamization of present-day knowledge).
Menurut Wan Daud, apa yang diutarakan oleh
al-Attas waktu itu merupakan prestasi inovatif dalam pemikiran Islam modern.[7]
Tujuan
islamisasi menurut Al-Attas adalah untuk melindungi umat Islam dari ilmu yang
sudah tercemar dan dengan demikian menyesatkan. Sebaliknya, dengan ilmu seorang
muslim diharapkan akan semakin bertambah keimanannya. Demikian pula, islamisasi
ilmu akan melahirkan keamanan, kebaikan dan keadilan bagi umat manusia.
Namun pembaharuan atau perubahan
yang dimaksud dalam makalah ini bukanlah pembaharuan pada ilmu nya melainkan pada
lembaga Pendidikan nya atau tempat menyalurkan ilmmu tersebut. Dimana dalam melaksukan perubahan perlu adanya manajemen perubahan yang
bagus agar perubahan tersebut dapat mengubah dari hal yang sebelumnya ada
menjadi jauh lebih baik lagi.
Perubahan merupakan keniscayaan bagi kehidupan manusia. Sejarah peradabanmanusia selalu ada fase-fase perubahan, begitu juga sejarah peradaban Islam
yangselalu menghadapi dan berhadap hadapan
dengan perubahan. Rhenald Kasali menulis dalam bukunya “change” menulis
bahwa “tak peduli berapa jauh jalan salah yang anda jalani, putar arah sekarng
juga”.
Konteks
pendidikan Islam khusunya Perguruan Tinggi Agama Islam yang meliputi STAIN,
IAIN, UIN dan PTAIS, harus siap menghadapi perubahan dan
perkembangan,
persaingan dan tantangan. Manajemen perubahan untuk sebuah kualtas total
seperti tidak bisa ditawar dalam merebut pasat. PTAI harus mengubah diri,
menghadapi perubahan dan melakukan perubahan.
UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang merupakan sebuah model PTAI yang sukses dalam melakukan
perubahan dibawah kepemimpinan Prof. Dr. Imam Suparyogo .Terdapat Sembilan
teori besar mengenai manajemen perubahan yang telah di implementasikan olehnya
dalam melakukan perubahan tersebut yaitu:
1.
Teori Force-Field di pelopori Kurt Lewin, 1951.
Kurt Lewin,
bapak manajemen perubahan mengemukakan teori ini yang mengutamakan
kekuatan-kekuatan penekanan. Perubahan terjadi karena tekanan terhadap
organisasi, individu atau kelompok. Perubahan yang ingin dilakukan nantinya
akan berhadapan dengan keengganan untuk berubah (resistence) maka perlu
dikelola dengan memperkuat driving process. Kurt Lewin merumuskan
langkah sebagai berikut :
a.
Unfreezing
b.
Changing
c.
Refreezing
Ketiga tahap
ini menjelaskan perlunya proses penyadaran tentang pentingnya perubahan yang
selanjutnya melakukan perubahan dengan memperlemah resistensi. Pada tahap akhir
diperlukan membawa organisasi kembali kepada tahap keseimbangan.
2.
Teori Motivasi dari Beckhard dan Harris, 1987.
Teori
motivasi merumuskan bahwa perubahan akan terjadi kalau terpenuhi syarat-syarat
berikut:
a.
Manfaat biaya, manfaat yang diperoleh lebih
besar akibat adanya perubahan.
b.
Ketidakpuasan, adanya ketidakpuasan yang kuat
dari keadaan sekarang.
c.
Persepsi masa depan, anggota organisasi melihat
adanya harapan yang lebih baik dimasa depan.
d.
Cara praktis, meyakini adanya cara yang praktis
dilakukan untuk keluar di masa sekarang.
3.
Teori Proses Perubahana Manajerial dari Beer,
1990.
Teori Proses Perubahana Manajerial
menyadari perlunya melibatkan banyak orang untuk mewujudkan perubahan yang
kendali dipegang oleh pemimpin organisasi yang berusaha untuk memperoleh
dukungan, consensus dan komitmen. Dalam menjalankan misi perubahan, teori ini
mengadopsi ilmu-ilmu lain seperti psikologi, sosiologi dan antropologi,
sehingga seorang pemimpin memiliki peta psikologis dan budaya organisasi
berbasis karakter individu sehingga dapat meminimalisir stress dan konflik
dalam perubahan.
4.
Teori-teori Organizational Development Dalam
Perubahan.
Teori-teori
pengembangan organisasi dalam organisasi merupakan teori yang menyentuh dua
kategori yang berinteraksi yaitu manusia dan teknologi. Manusia adalah elemen
yang melakukan proses organisasi seperti komunikasi,
pengambilan
keputusan, dan pemecahan masalah. Sedangkan teknologi adalah elemen yang
mempengaruhi struktur organisasi, seperti desain pekerjaan, metode kerja, dan
desain organisasi. Teori ini meyakini bahwa perlu adanya pendekatan
tekno-struktur dan manusia-proses agar intervensi pada dua kategori ini
menghasilkan pemenuhan kebutuhan manusia dalam penyelesaian tugas.
5.
Teori Perubahan Alfa, Betta Dan Gamma.
Teori Perubahan Alfa, Betta Dan
Gamma yang merumuskan bahwa perubahan alfa adalah perubahan kepercayaan
yang terjadi pada satu dimensi waktu yang stabil sebelum dan setelah adanya tim
kerja. Sedangkan perubahan beta
yaitu perubahan yang terjadi dalam meneliti kepercayaan. Perubahan Gamma
yaitu perubahan yang terjadi karena manusia atau kelompok yang melihat adanya
factor yang lebih penting dari yang di amati.
6.
Teori Contigency Dalam Manajemen Perubahan dari
Tannem baum dan Schmidt.
Teori Contigency
Dalam Manajemen Perubahan berpendapat bahwa keberhasilan pengambilan keputusan
sangat ditentukan oleh gaya yang dianut dalam mengelola dan mengimplementasi
perubahan. Teori Contigency (kemungkinan) mengatakan bahwa tidak hanya
motivasi, komitmen dan partisipasi anggota organisasi yang dibutuhkan tetapi
perlu menganalisis kesiapan kedua belah pihak.
7.
Teori- teori
Manajemen Kerjasama
Teori Kerjasama, meyakini bahwa
perubahan tidak bisa dilakukan tanpa adanya kerjasama dari semua pihak. Teori ini mempelajari, mengapa manusia mau memutuskan untuk bekerjasama dan
bagaimana memperoleh kerjasama.
Karena dalam melakukan perubahan
dari STAI menuju IAIN, atau dari IAIN menuju UIN membutuhkan mahasiswa, dosen
serta tenaga kependidikan yang tiidak sedikit jumlahnya. Oleh karena itu perlu dilakukan kerjasama dengan orang lain untuk
mendapatkan dukukungan tersebut.
8.
Teori-teori Untuk Mengatasi Resitensi Dalam
Perubahan
Teori-teori
Untuk Mengatasi Resitensi Dalam Perubahan menawarkan cara mengatasi resitensi
dalam perubahan. Teori ini mengajukan enam strategi untuk mengatasi resitensi,
yaitu: komunikasi, partisipasi, fasilitasi, negosiasi, manipulasi dan paksaan.
Teori ini menggunakan fleksibilitas, bahwa tiap kelompok yang berbeda,
tergantung tingkat resitensi.
9.
Model Acounting Turaround dari Harland.
Model Acounting
Turaround ini lebih menekankan kepada akuntansi dan hokum. Teori ini
menyatakan bahwa tidak semua organisasi dapatberubah, ada persyaratan yang
harus dilalui, yaitu: adanya dukungan dari para stakeholder, masih adanya
core business yang mampu mendatangkan cashflow, adanya tim
manajemen yang kokoh, sumber-sumber pembiayaan jangka pendek, menengah dan
jangka panjang. Teori putarhaluan (turaround) dapat dilakukan oleh
organisasi
yang mengalami penurunan karena kerugian atau manajerial yang tidak baik. Guna
melakukan perbaikan, hal pertama yang dilakukan adalah analisis keuangan
organisasi. Model accounting-toraround memang sangat teknis dibandingkan
delapan teori yang telah dijelaskan sebelumnya.[8]
BAB III
SIMPULAN
-
Manajemen adalah suatu proses sosial yang
berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lain serta
sumber-sumber lainnya, menggunakan metode yang efesian dan efektif untuk
mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
-
Perubahan merupakan suatu keharusan karena
perubahan adalah esensi dari kemajuan. Menjadi maju berarti harus berpindah
posisi semakin kedepan dari posisi semula.
-
Manajemen perubahan adalah sebuah proses sosial
yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lain
mengenai perencanaan, pengorganisasian, dan pengaturan untuk menuju sebuah
kemajuan.
-
Ada Sembilan teori besar mengenai manajemen
perubahan, yaitu: Teori Force-Field, teori motivasi, Teori Proses Perubahana
Manajerial, Teori-teori Organizational Development Dalam Perubahan, Teori
Perubahan Alfa, Betta Dan Gamma, Teori Contigency, Teori kerjasama,
Teori Untuk Mengatasi Resitensi Dalam Perubahan dan Teori Model Acounting
Turaround.
DAFTAR
PUSTAKA
A. Buku
Darminta,
Purwa , Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya,
2005).
A.Sahertian,
Piet, Konsep Dasar dan Teknik Supervsi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia,( Jakarta: Rieneka Cipta, 2000).
Hamalik, Oemar , Manajemen
Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010).
Jasiah, Ilmu Pendidikan,
(Banjarmasin: Antasari Press, 2009).
Yanto,
Fridiyanto , Manajemen Perubahan Perguruan Tinggi : Studi Kepemimpinan Prof.
Dr. Imam Suparyogo , (Malang: UIN Malang ,tth),
B. Website
Qurroti A’yun, Konsep
Pembaharuan Pendidikan Islam, http://aaxu.wordpress.com/2011/08/11/pembaharuan-pendidikan-islam/
[4]Piet A.Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervsi Pendidikan Dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia,( Jakarta: Rieneka Cipta, 2000), h.
1.
[6]Qurroti A’yun, Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam, http://aaxu.wordpress.com/2011/08/11/pembaharuan-pendidikan-islam/, di akses pada 27 April 2014, pikul 16:00 WITA.
[7]Islamisasi Ilmu Pengetahuan, http://insistnet.com/islamisasi-ilmu-pengetahuan-tinjauan-epistemologis-1/, diakses pada 20 Mei 2014, pukul 14:00 WITA.
[8]Fridiyanto Yanto, Manajemen Perubahan Perguruan Tinggi : Studi
Kepemimpinan Prof. Dr. Imam Suparyogo , (Malang: UIN Malang ,tth), h. 3.
0 komentar:
Posting Komentar