Selasa, 03 Januari 2017

makalah perubahan pendidikan islam






BAB I
PENDAHULUAN

Pendidikan Islam secara umum adalah upaya sistematis untuk membantu anak didik agar tumbuh berkembang mengaktualkan potensinya berdasarkan kaidah-kaidah moral Alquran, ilmu pengetahuan, dan keterampilan hidup (life-skill).
Manajemen perubahan dalam lembaga pendidikan Islam adalah sebuah proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lain mengenai perencanaan, pengorganisasian, dan pengaturan untuk menuju sebuah kemajuan dalam lembaga Pendidikan Islam. Misalnya perubahan dalam lembaga pendidikan Perguruan Tinggi Islam, dari STAIN berubah menjadi IAIN, kemudian berubah lagi menjadi UIN.
Perubahan tersebut adalah perubahan kearah yang lebih maju lagi. Hal ini selaras dengan pengertian dari perubahan itu sendiri. Adapun pengertian perubahan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hal (keadaan ) yang berubah atau suatu peralihan.[1] Perubahan merupakan suatu keharusan karena perubahan adalah esensi dari kemajuan. Menjadi maju berarti harus berpindah posisi semakin kedepan  dari posisi semula.






Motivasi untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik lai telah di isyaratkan di dalam al-qur’an yakni didalam surah arra’du ayat 11:
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” .(Q.S Arradu: 11).
Akan tetapi, walaupun telah dilakukan usaha-usaha pembaharuan pendidikan Islam, namun dunia pendidikan Islam masih saja dihadapkan pada berbagai problema. 
Ada Sembilan teori besar mengenai manajemen perubahan yang akan dikulas dalam makalah ini yaitu: Teori Force-Field, teori motivasi, Teori Proses Perubahana Manajerial, Teori-teori Organizational Development Dalam Perubahan, Teori Perubahan Alfa, Betta Dan Gamma, Teori Contigency, Teori kerjasama, Teori Untuk Mengatasi Resitensi Dalam Perubahan dan Teori Model Acounting Turaround.
















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Manajemen Perubahan
Manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainnya, menggunakan metode yang efesian dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.[2]
Secara termonologi manajemen adalah “The process of planning, organizing, leading, and controlling the work of organization members and using all available organizational resources to reach stated organizational goals”. ( sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengaturan terhadap anggota organisasi serta penggunaan seluruh sumber-sumber yang ada secara tepat untuk meraih tujuan yang ditetapkan).
Adapun pengertian perubahan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hal (keadaan ) yang berubah atau suatu peralihan.[3] Perubahan merupakan suatu keharusan karena perubahan adalah esensi dari kemajuan. Menjadi maju berarti harus berpindah posisi semakin kedepan  dari posisi semula.
Sehingga secara sederhana dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen perubahan adalah sebuah proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lain mengenai perencanaan, pengorganisasian, dan pengaturan untuk menuju sebuah kemajuan


B.     Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan memiliki definisi yang sangat luas dan dapat dilihat dari berbagai sudut. Definisi Umum Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[4]
Dalam The Lexicon Wrebster Dictionary, istilah pendidikan atau Education dijadikan kata kerja menjadi to educate. Kata ini berasal dari bahasa latin educo, educatum terdiri dari dari kata e berarti out= keluar, dan duco berarti to lead= menuntun atau membawa. Jadi educo berarti menuntun atau membawa keluar. Membawa keluar dimaksudkan to advance the mental, aesthetic, pshycal or moral development of, esp by teaching or schooling ( mempercepat atau memajukan perkembangan mental estetis, fisik atau moral khususnya melalui pengajaran atau sekolah).[5]
Adapun pendidikan Islam menurut Ahmad D. Marimba adalah :
Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Dengan pengertian lain sering kali beliau mengatakan kepribadian uatama tersebut dengan istilah kepribadian muslim, yakni kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama Islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai Islam, dan bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Islam.[6]

C.    Manajemen Perubahan Dalam Lembaga Pendidikan Islam
Perubahan dalam lembaga pendidikan islam haruslah termanajemi dengan baik. Hal ini perlu dilakukan agar lembaga islam dapat mengikuti perkembangan



zaman tidak statis tapi tetap menjadikan islam sebagai pondasi awal pada lembaga pendidikan tersebut.
Dalam al-quran Allah SWT telah menjelaskan mengenai perubahan dalam surah arradu ayat 11:
Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ” .(Q.S Arradu: 11).
Menurut al-Attas, seorang pembaharu pendidikan islam mengatakan bahwa kebangkitan umat Islam tidak hanya diawali dengan memberikan perhatian yang besar terhadap pendidikan dengan cara pembenahan yang menjiplak sistem dan budaya pendidikan Barat, sesuatu yang tampaknya sangat lumrah. Yang lebih penting dari itu dan perlu mendapat perhatian khusus adalah pembenahan masalah konsepsi ilmu yang benar, mulai tingkat perguruan tinggi sampai tingkat sekolah menengah dan dasar.
Pada Konferensi Dunia mengenai Pendidikan Islam yang Pertama (30 Maret-8 April 1977) di Makkah, al-Attas menyampaikan ide-ide yang telah dituangkannya dalam buku-buku tersebut lewat satu makalah utama berjudul “Preliminary Thoughts on the Nature of Knowledge and the Definition and Aims of Education“. Salah satu yang diangkatnya adalah gagasan “Islamisasi Ilmu Pengetahuan Masa Kini” (the islamization of present-day knowledge).



 Menurut Wan Daud, apa yang diutarakan oleh al-Attas waktu itu merupakan prestasi inovatif dalam pemikiran Islam modern.[7]
Tujuan islamisasi menurut Al-Attas adalah untuk melindungi umat Islam dari ilmu yang sudah tercemar dan dengan demikian menyesatkan. Sebaliknya, dengan ilmu seorang muslim diharapkan akan semakin bertambah keimanannya. Demikian pula, islamisasi ilmu akan melahirkan keamanan, kebaikan dan keadilan bagi umat manusia.
Namun pembaharuan atau perubahan yang dimaksud dalam makalah ini bukanlah pembaharuan pada ilmu nya melainkan pada lembaga Pendidikan nya atau tempat menyalurkan ilmmu tersebut. Dimana dalam melaksukan perubahan perlu adanya manajemen perubahan yang bagus agar perubahan tersebut dapat mengubah dari hal yang sebelumnya ada menjadi jauh lebih baik lagi.
Perubahan merupakan keniscayaan bagi kehidupan manusia. Sejarah peradabanmanusia selalu ada fase-fase perubahan, begitu juga sejarah peradaban Islam yangselalu menghadapi dan berhadap hadapan dengan perubahan. Rhenald Kasali menulis dalam bukunya “change” menulis bahwa “tak peduli berapa jauh jalan salah yang anda jalani, putar arah sekarng juga”.
Konteks pendidikan Islam khusunya Perguruan Tinggi Agama Islam yang meliputi STAIN, IAIN, UIN dan PTAIS, harus siap menghadapi perubahan dan


perkembangan, persaingan dan tantangan. Manajemen perubahan untuk sebuah kualtas total seperti tidak bisa ditawar dalam merebut pasat. PTAI harus mengubah diri, menghadapi perubahan dan melakukan perubahan.
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang merupakan sebuah model PTAI yang sukses dalam melakukan perubahan dibawah kepemimpinan Prof. Dr. Imam Suparyogo .Terdapat Sembilan teori besar mengenai manajemen perubahan yang telah di implementasikan olehnya dalam melakukan perubahan tersebut yaitu:
1.      Teori Force-Field di pelopori Kurt Lewin, 1951.
Kurt Lewin, bapak manajemen perubahan mengemukakan teori ini yang mengutamakan kekuatan-kekuatan penekanan. Perubahan terjadi karena tekanan terhadap organisasi, individu atau kelompok. Perubahan yang ingin dilakukan nantinya akan berhadapan dengan keengganan untuk berubah (resistence) maka perlu dikelola dengan memperkuat driving process. Kurt Lewin merumuskan langkah sebagai berikut :
a.      Unfreezing
b.      Changing
c.       Refreezing
Ketiga tahap ini menjelaskan perlunya proses penyadaran tentang pentingnya perubahan yang selanjutnya melakukan perubahan dengan memperlemah resistensi. Pada tahap akhir diperlukan membawa organisasi kembali kepada tahap keseimbangan.


2.      Teori Motivasi dari Beckhard dan Harris, 1987.
Teori motivasi merumuskan bahwa perubahan akan terjadi kalau terpenuhi syarat-syarat berikut:
a.       Manfaat biaya, manfaat yang diperoleh lebih besar akibat adanya perubahan.
b.      Ketidakpuasan, adanya ketidakpuasan yang kuat dari keadaan sekarang.
c.       Persepsi masa depan, anggota organisasi melihat adanya harapan yang lebih baik dimasa depan.
d.      Cara praktis, meyakini adanya cara yang praktis dilakukan untuk keluar di masa sekarang.
3.      Teori Proses Perubahana Manajerial dari Beer, 1990.
Teori Proses Perubahana Manajerial menyadari perlunya melibatkan banyak orang untuk mewujudkan perubahan yang kendali dipegang oleh pemimpin organisasi yang berusaha untuk memperoleh dukungan, consensus dan komitmen. Dalam menjalankan misi perubahan, teori ini mengadopsi ilmu-ilmu lain seperti psikologi, sosiologi dan antropologi, sehingga seorang pemimpin memiliki peta psikologis dan budaya organisasi berbasis karakter individu sehingga dapat meminimalisir stress dan konflik dalam perubahan.
4.      Teori-teori Organizational Development Dalam Perubahan.
Teori-teori pengembangan organisasi dalam organisasi merupakan teori yang menyentuh dua kategori yang berinteraksi yaitu manusia dan teknologi. Manusia adalah elemen yang melakukan proses organisasi seperti komunikasi,


pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah. Sedangkan teknologi adalah elemen yang mempengaruhi struktur organisasi, seperti desain pekerjaan, metode kerja, dan desain organisasi. Teori ini meyakini bahwa perlu adanya pendekatan tekno-struktur dan manusia-proses agar intervensi pada dua kategori ini menghasilkan pemenuhan kebutuhan manusia dalam penyelesaian tugas.
5.      Teori Perubahan Alfa, Betta Dan Gamma.
Teori Perubahan Alfa, Betta Dan Gamma yang merumuskan bahwa perubahan alfa adalah perubahan kepercayaan yang terjadi pada satu dimensi waktu yang stabil sebelum dan setelah adanya tim kerja. Sedangkan perubahan beta yaitu perubahan yang terjadi dalam meneliti kepercayaan. Perubahan Gamma yaitu perubahan yang terjadi karena manusia atau kelompok yang melihat adanya factor yang lebih penting dari yang di amati.
6.      Teori Contigency Dalam Manajemen Perubahan dari Tannem baum dan Schmidt.
Teori Contigency Dalam Manajemen Perubahan berpendapat bahwa keberhasilan pengambilan keputusan sangat ditentukan oleh gaya yang dianut dalam mengelola dan mengimplementasi perubahan. Teori Contigency (kemungkinan) mengatakan bahwa tidak hanya motivasi, komitmen dan partisipasi anggota organisasi yang dibutuhkan tetapi perlu menganalisis kesiapan kedua belah pihak.



7.      Teori- teori Manajemen Kerjasama
Teori Kerjasama, meyakini bahwa perubahan tidak bisa dilakukan tanpa adanya kerjasama dari semua pihak. Teori ini mempelajari, mengapa manusia mau memutuskan untuk bekerjasama dan bagaimana memperoleh kerjasama.
Karena dalam melakukan perubahan dari STAI menuju IAIN, atau dari IAIN menuju UIN membutuhkan mahasiswa, dosen serta tenaga kependidikan yang tiidak sedikit jumlahnya. Oleh karena itu perlu dilakukan kerjasama dengan orang  lain untuk mendapatkan dukukungan tersebut.
8.      Teori-teori Untuk Mengatasi Resitensi Dalam Perubahan
Teori-teori Untuk Mengatasi Resitensi Dalam Perubahan menawarkan cara mengatasi resitensi dalam perubahan. Teori ini mengajukan enam strategi untuk mengatasi resitensi, yaitu: komunikasi, partisipasi, fasilitasi, negosiasi, manipulasi dan paksaan. Teori ini menggunakan fleksibilitas, bahwa tiap kelompok yang  berbeda, tergantung tingkat resitensi.
9.      Model Acounting Turaround dari Harland.
Model Acounting Turaround  ini lebih menekankan kepada akuntansi dan hokum. Teori ini menyatakan bahwa tidak semua organisasi dapatberubah, ada persyaratan yang harus dilalui, yaitu: adanya dukungan dari para stakeholder, masih adanya core business yang mampu mendatangkan cashflow, adanya tim manajemen yang kokoh, sumber-sumber pembiayaan jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Teori putarhaluan (turaround) dapat dilakukan oleh


organisasi yang mengalami penurunan karena kerugian atau manajerial yang tidak baik. Guna melakukan perbaikan, hal pertama yang dilakukan adalah analisis keuangan organisasi. Model accounting-toraround memang sangat teknis dibandingkan delapan teori yang telah dijelaskan sebelumnya.[8]



















BAB III
SIMPULAN
-          Manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lain serta sumber-sumber lainnya, menggunakan metode yang efesian dan efektif untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.
-          Perubahan merupakan suatu keharusan karena perubahan adalah esensi dari kemajuan. Menjadi maju berarti harus berpindah posisi semakin kedepan  dari posisi semula.
-          Manajemen perubahan adalah sebuah proses sosial yang berkenaan dengan keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lain mengenai perencanaan, pengorganisasian, dan pengaturan untuk menuju sebuah kemajuan.
-          Ada Sembilan teori besar mengenai manajemen perubahan, yaitu: Teori Force-Field, teori motivasi, Teori Proses Perubahana Manajerial, Teori-teori Organizational Development Dalam Perubahan, Teori Perubahan Alfa, Betta Dan Gamma, Teori Contigency, Teori kerjasama, Teori Untuk Mengatasi Resitensi Dalam Perubahan dan Teori Model Acounting Turaround.






DAFTAR PUSTAKA
A.    Buku
Darminta, Purwa , Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2005).

A.Sahertian, Piet,  Konsep Dasar dan Teknik Supervsi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia,( Jakarta: Rieneka Cipta, 2000).

Hamalik, Oemar , Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010).

Jasiah, Ilmu Pendidikan,  (Banjarmasin: Antasari Press, 2009).


Yanto, Fridiyanto , Manajemen Perubahan Perguruan Tinggi : Studi Kepemimpinan Prof. Dr. Imam Suparyogo , (Malang: UIN Malang ,tth),
B.     Website
Qurroti A’yun, Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam, http://aaxu.wordpress.com/2011/08/11/pembaharuan-pendidikan-islam/



[1]Purwa Darminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2005), h. 129.
[2]Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 16.
[3]Purwa Darminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2005), h. 129.
[4]Piet A.Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervsi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia,( Jakarta: Rieneka Cipta, 2000), h. 1.
[5]Jasiah, Ilmu Pendidikan,  (Banjarmasin: Antasari Press, 2009), h. 20.
[6]Qurroti A’yun, Konsep Pembaharuan Pendidikan Islam, http://aaxu.wordpress.com/2011/08/11/pembaharuan-pendidikan-islam/, di akses pada 27 April 2014, pikul 16:00 WITA.
[7]Islamisasi Ilmu Pengetahuan, http://insistnet.com/islamisasi-ilmu-pengetahuan-tinjauan-epistemologis-1/, diakses pada 20 Mei 2014, pukul 14:00 WITA.
[8]Fridiyanto Yanto, Manajemen Perubahan Perguruan Tinggi : Studi Kepemimpinan Prof. Dr. Imam Suparyogo , (Malang: UIN Malang ,tth), h. 3.

0 komentar:

Posting Komentar