Kamis, 05 Januari 2017

makalah permasalahan ekonomi



BAB I
PENDAHULUAN

I.     LATAR BELAKANG
Suatu Negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai macam permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara – negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti Indonesia. Masalah ketenagakerjaan, pengangguran, kenaikan harga (inflasi) dan kemiskinan di Indonesia sudah menjadi masalah pokok bangsa ini dan membutuhkan solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut agar tidak menghambat langkah Negara Indonesia untuk menjadi negara yang lebih maju. Meskipun di dunia ini terdapat beraneka ragam sistem ekonomi yang dianut oleh masing-masing negara, pada hakekatnya persoalan yang dihadapi oleh setiap sistem ekonomi tersebut adalah sama. Dalam rangka mencapai kemakmuran ekonomi bagi rakyatnya, setiap sistem ekonomi yang dianut oleh setiap negara akan menghadapi persoalan ekonomi yang sama. Untuk mengetahui masalah-masalah ekonomi apa saja yang ada di suatu negara dan cara mengatasinya maka perlu adanya analisis yang di mulai dari hal terkecil.

II.  RUMUSAN MASALAH
1.      Apakah Masalah-masalah Ekonomi itu ?
2.      Apakah penyebab masalah ekonomi itu muncul ?
3.      Apa saja yang termasuk masalah ekonomi ?
4.      Bagaimana Cara Mengatasi Masalah Ekonomi Tersebut ?

III. TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui Masalah-masalah ekonomi
2. Mengetahui penyebab masalah ekonomi
3. mengetahui macam – macam masalah ekonomi
4. mengetahui cara mengatasi masalah ekonomi

BAB II
PEMBAHASAN

A.  PENGERTIAN MASALAH EKONOMI
Masalah Ekonomi adalah masalah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari hari baik masalah dalam jual beli, tawar menawar ataupun ekspor impor. Dalam kehidupan sekarang terutama di Indonesia terdapat beberapa masalah ekonomi yang terjadi diantaranya Pengangguran, Kemiskinan, Harga, Profit, Inflasi, Hutang, Sistem Ekonomi, Ekonomi politik, Kesejahteraan dan Pertumbuhan Ekonomi. Untuk lebih memahami masalah masalah ekonomi tersebut, saya akan menjelaskan satu persatu masalah ekonomi yang sering terjadi. Inti dari masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas.

B.  PENYEBAB MASALAH EKONOMI
Faktor-Faktor Penyebab Masalah Ekonomi diantaranya :
1)   Kemiskinan
Ketidakmampuan dari seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
2)   Kesejahteraan / Kemakmuran
Merupakan kebalikan dari kemiskinan. Permasalahan ini sangat populer dalam ekonomi karena sifat manusia yang selalu tidak merasa cukup, ingin menjadi orang kaya, sejahtera, dan banyak uang. Semua itu terpaku pada sepatah kata: Kemakmuran. Ini juga menjadi problema yang harus segera di selesaikan.
3)   Pengangguran
Dari tahun ke tahun jumlah pengangguran semakin banyak, ini dikarenakan sedikitnya lapangan kerja yang ada.
4)   Kelangkaan Bahan Pokok Semakin tingginya harga kebutuhan pokok dipasaran, mengakibatkan bahan pokok tersebut menjadi langka.

C.  JENIS-JENIS MASALAH EKONOMI
©   MASALAH POKOK EKONOMI (KLASIK)
Pokok masalah ekonomi ada tiga, yaitu: Produksi, Konsumsi dan Distribusi.
1.    Masalah Produksi
Produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau membuat barang. Perngertian tersebut merupakan pengertian umum yang kita kenal sehari-hari. Adapun dalam ilmu ekonomi, produksi mencakup semua kegiatan yang bertujuan untuk menambah nilai guna barang. Kegiatan produksi dilakukan manusia dengan menempuh pengubahan bentuk maupun tanpa megubah bentuk. Perbuatan manusia untuk menambah nilai guna barang tanpa mengubah bentuk disebut produksi jasa.
Produksi jasa dibedakan menjadi dua (2) yaitu:
a.       Produksi Jasa yang langsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Misalnya pendidikan, pengobatan, angkutan penumpang dan kecantikan.
b.      Produksi jasa yang ditujukan untuk meningkatkan nilai guna. Misalnya asuransi dan jasa pergudangan.
Adapun perbuatan manusia untuk menambah nilai guna barang dengan mengubah bentuk atau sifat bahan dasar yang disebut produksi barang. Produksi barang dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu
a.      Produksi barang komsumsi » Barang yang dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
b.      Produksi barang modal » Barang yang berguna untuk menghasilkan barang lain untuk mencukupi kebutuhan manusia. Barang modal harus sesuai dan harus melalui serangakaian proses produksi terlebih dahulu sebelum dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Menurut kaum klasik, permasalahan produksi yang dialami manusia adalah bagaimana usaha untuk mencipatakan barang dan jasa yang dibutuhakan oleh orang banyak. Kaum klasik hanya menitikberatkan pada kuantitas benda (barang dan jasa) yang harus diproduksi. Kaum klasik tidak begitu memperhatikan perbedaan kebutuhan dan selera masing-masing individu yang berbeda.
2.    Masalah Distribusi
Kaum klasik menyatakan bahwa distribusi dapat dilakukan secara langsung. Distribusi secara langsung yaitu distribusi yang dilakukan tanpa melalui jasa perantara. Dengan kata lain, produsen dapat langsung menemui konsumen untuk menawarkan barang atau jasa yang dihasilkan. Selain distribusi secara langsung, kaum klasik juga menyebutkan keberadaan pasar sebagai salah satu sarana distribusi. Pasar menjadi tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk memperjaulbelikan barang.
3.    Masalah komsumsi
Kesesuaian antara barang yang diproduksi dengan kebutuhan masyarakat yang merupakan permasalahan komsumsi. Oleh karena itu, produsen harus memperhatikan kebutuhan, keinginan dan kemauan konsumen sebelum menentukan produksi. Suatu barang menjadi tidak berguna apabila tidak sesuai dengan kebutuhan, selera dan daya beli masyarakat.
Kegiatan produksi dan distribusi harus memperhatikan ketiga hal tersebut.
©  MASALAH EKONOMI MODERN
Permasalahan ekonomi modern terdiri dari pilihan tentang barang dan jasa apa (what) yang harus diproduksi dan berapa (how many? how much) jumlah yang diproduksi, bagaiman (how) serta untuk siapa (for whom) barang itu di produksi, faktor-faktor produksi yang tersedia harus diolah untuk disesuaikan dan harus menghasilkan barang atau jasa yang dibutuhkan sesuai dengan keinginan. Siapa pihak yang akan membutuhkan atau mengolah faktor-faktor produksi menjadi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan, serta untuk siapa barang dan jasa tersebut dihasilkan atau bagaimana barang atau jasa tersebut didistribusikan.
a.       Apa dan Berapa yang Diproduksi (What)
Masalah ini menyangkut jenis barang dan jumlah yang akan diproduksi. Karena sumber daya terbatas, masyarakat harus memutuskan barang apa yang akan diproduksi : apakah kita akan memproduksi makanan, obat-obatan atau mesin-mesin industri, buku-buku atau video, TV atau mainan anak dan seterusnya. Sangat tidak mungkin untuk memproduksi semua jenis benda pemuas kebutuhan tersebut sejumlah yang diinginkan oleh masyarakat. setelah ditentukan apa yang akan diproduksi, produsen harus memutuskan berapa jumlah barang yang harus diproduksi sehingga dapat ditentukan berapa sumber daya yang harus dialokasikan untuk makanan, berapa untuk obat-obatan, berapa untuk mesin-mesin industri dan seterusnya. Jika kita ingin memproduksi lebih banyak makanan, artinya sumber daya untuk memproduksi obat-obatan akan berkurang dan sebaliknya.
Keputusan mengenai barang apa yang harus diproduksi, harus dipertimbangkan dengan cermat. Dalam pengalokasian dana pembangunan, terutama dalam memproduksi barang-barang, kita harus mengajukan alasan mengapa barang itu di produksi. Kita harus dapat menjawab mengapa pembangunan diarahkan ke sektor pertanian ? mengapa bukan ke sektor industri, misalnya setelah memprioritaskan ke sektor pertanian, selanjutnya harus ditentukan apakah kita akan memproduksi bahan pangan atau bahan untuk diekspor. Jika kita sudah diputuskan barang apa yang diproduksi, maka masalah berikutnya adalah berapa jumlah tergantung pada kondisi ekonomi dan sistem ekonomi Negara yang bersangkutan.
b.       Bagaimana Cara Memproduksinya (How)
Masalah dalam hal ini adalah teknologi dan metode industri apa yang digunakan untuk memproduksi suatu barang; berapa jumlah tenaga kerja, jenis mesin apa, serta bahan mentah apa yang akan digunakan. Produksi dengan teknologi pada karya banyak menggunakan tenaga manusia, tetapi jumlah produksinya terbatas. Jika kita digunakan adalah teknologi pada modal maka yang menjadi masalah adalah dari mana akan diperoleh modalnya.
Masalah kedua yang harus ditangani adalah bagaimana mengkombinasikan faktor-faktor produksi yang ada agar berhasil guna dan berdaya guna. Hal ini berkaitan dengan masalah metode produksi ini adalah bagaimana melakukan proses produksi tersebut seefisien mungkin sehingga produksi dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan keuntungan, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka yang panjang
c.       Siapa Pelaku Produksi (who)
Di Indonesia dikenal tiga elemen Produksi yaitu pemerintah, swasta dan koperasi. Pemerintah merupakan pengatur kegiatan secara menyeluruh. Pemerintah mengatur kegiatan produksi sebagaiman telah diatur oleh UUD 1945 pasal 32 ayat 2. Dengan demikian Permasalahan mengenai siapa pelaku produksi menyangkut mana yang memiliki kewenangan untuk melakukan produksi. Adanya spealisasi produksi selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara merata, juga untuk menerapkan prinsip efiseinsi dalam mengolah sumber daya serta menghindari terjadinya monopoli oleh individu atau kelompok.
d.      Untuk Siapa Diproduksi (Who)
Permasalahan ini adalah siapa yang memerlukan barang tersebut dan siapa saja yang menikmati hasilnya. Dengan kata lain, bagaimana cara pendistribusiannya. Apakah barang-barang yang diproduksi tersebut akan didistribusikan menurut ukuran pendapatan, kekayaan atau kelompok tertentu dari masyarakat.
©      MASALAH EKONOMI LAINNYA
1.      Kemiskinan dan pemrataan
Sebagai akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak pertengahan tahun 1997, jumlah penduduk miskin pada akhir tahun itu melonjak menjadi sebesar 47 juta jiwa atau sekitar 23,5% dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Pada akhir tahun 2000, jumlah penduduk miskin turun sedikit menjadi sebesar 37,3 juta jiwa atau sekitar 19% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia.
Dari segi distribusi pendapatan nasional, penduduk Indonesia berada dalam kemiskinan. Sebagian besar kekayaan banyak dimiliki kelompok berpenghasilan besar atau kelompok kaya Indonesia.
2.      Krisis Nilai Tukar
Krisis mata uang yang telah mengguncang Negara-negara Asia pada awal tahun 1997, akhirnya menerpa perekonomian Indonesia. Nilai tukar rupiah yang semula dikaitkan dengan dolar AS secara tetap mulai diguncang spekulan yang menyebabkan keguncangan pada perekonomian yang juga sangat tergantung pada pinjaman luar negeri sector swasta. Pemerintah menghadapi krisis nilai tukar ini dengan melakukan intervensi di pasar untuk menyelamatkan cadangan devisayang semakin menyusut. Pemerintah menerapkan kebijakan nilai tukar yang mengambang bebas sebagai pengganti kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali.
3.      Masalah Utang Luar Negeri
Kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali pada saat sebelum krisis ternyata menyimpan kekhawatiran. Depresiasi penurunan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama dolar ASyang relative tetap dari tahun ke tahun menyebabkan sebagian besar utang luar negeri tidak dilindungi dengan fasilitas lindung nilai (hedging) sehingga pada saat krisis nilai tukar terjadi dalam sekejap nilai utang tersebut membengkak. Pada tahun1997, besarnya utang luar negeri tercatat 63% dari PDB dan pada tahun 1998 melambung menjadi 152% dari PDB.
Untuk mengatasi ini, pemerintah melakukan penjadwalan ulang utang luar negeri dengan pihak peminjam. Pemerintah juga menggandeng lembaga-lembaga keuangan internasional untuk membantu menyelesaikan masalah ini.
4.      Masalah Perbankan dan Kredit Macet
Besarnya utang luar negeri mengakibatkan permasalahan selanjutnya pada system perbankan. Banyak usaha yang macet karena meningkatnya beban utang mengakibatkan semakin banyaknya kredit yang macet sehingga beberapa bank mengalami kesulitan likuiditas. Kesulitan likuiditas makin parah ketika sebagian masyarakat kehilangan kepercayaannya terhadap sejumlah bank sehingga terjadi penarikan dana oleh masyarakat secarabesar-besaran (rush).
Goncangan yang terjadi pada system perbankan menimbulkan goncangan yang lebih besar pada system perbankan secara keseluruhan, sehingga perekonomian juga akan terseret ke jurang kehancuran. Alasan-alasan di atas menyebabkan pemerintah memutuskan untuk menyelamatkan bank-bankyang mengalami masalah likuiditas tersebut dengan memberikan bantuan likuiditas. Namun untuk mengendalikan laju inflasi, bank sentral harus menarik kembali uang tersebut melalui operasi pasar terbuka. Hal ini dilakukan dengan meningkatnya suku bunga SBI. Kebijakan ini kemudian menimbulkan dilema karena peningkatan suku bunga menyebabkan beban bagi para peminjam (debitor). Akibatnya tingkat kredit macet di system perbankan meningkat dengan pesat. Dilema semakin kompleks di saat system perbankan mencoba mempertahankan likuiditasyang mereka miliki dengan meningkatkan suku bungan simpanan melebihi suku bunga pinjaman sehingga mereka mengalami kerugian yang berakibat pengikisan modal yang mereka miliki.
5.      Masalah Inflasi
Masalah inflasi yang terjadi di Indonesia tidak terlepas kaitannya dengan masalah krisis nilai tukar rupiah dan krisis perbankan yang selama ini terjadi. Pada tahun 2004 tingkat inflasi Indonesia pernah mencapai angka 10,5%. Ini terjadi karena harga barang-barang terus naik sebagai akibat dari dorongan permintaan yang tinggi. Tingginya laju inflasi tersebut jelas melebihi sasaran inflasi BI sehingga BI perlu melakukan pengetatan di bidang moneter. Pengetatan moneter tidak dapat dilakukan secara drastic dan berlebihan karena akan mengancam kelangsungan proses penyehatan perbankan dan program restrukturisasi perusahaan.
6.      Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran

Menurunnya kualitas pertumbuhan ekonomi tahun 2005-2006 tercermin dari anjloknya daya serap pertumbuhan ekonomi terhadap angkatan kerja. Bila di masa lalu setiap 1% pertumbuhan ekonomi mampu menciptakan lapangan kerja hingga 240 ribu maka pada 2005-2006 setiap pertumbuhan ekonomi hanya mampu menghasilkan 40-50 ribu lapangan kerja. Berkurangnya daya serap lapangan kerja berarti meningkatnya penduduk miskin dan tingkat pengangguran. Untuk menekan angka pengangguran dan kemiskinan, pemerintah perlu menyelamatkan industry-industri padat karya dan perbaikan irigasi bagi petani.
D.    CARA MENGATASI MASALAH EKONOMI
Menghadapi masalah pokok ekonomi tersebut, bagaimana kita memecahkan pokok persoalan itu? Secara garis besar, kita mengenal empat sistem ekonomi yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan situasi kondisi dan ideologi negara yang bersangkutan. Keempat sistem ekonomi tersebut 
adalah :

Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem Ekonomi Terpusat
Sistem Ekonomi Pasar
Sistem Ekonomi Campuran






 Melalui sistem ekonomi ini kita bisa menerapkannya sesuai dengan keadaan ekonomi suatu negara sehingga masalah ekonomi dapat ditekan.
a.         Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem ekonomi ini merupakan sistem ekonomi yang dijalankan secara bersama untuk kepentingan bersama (demokratis), sesuai dengan tata cara yang biasa ditempuh oleh nenek moyang sebelumnya. Dalam sistem ini segala barang dan jasa yang diperlukan, dipenuhi sendiri oleh masyarakat itu sendiri. Tentunya Anda akan bertanya apa tugas pemerintah dalam sistem ekonomi tradisional ini? Dalam sistem ekonomi tradisional, tugas pemerintah hanya terbatas memberikan perlindungan dalam bentuk pertahanan dan menjaga ketertiban umum.
Dengan kata lain kegiatan ekonomi yaitu masalah apa dan berapa, bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi semuanya diatur oleh masyarakat. Pada umumnya, sistem perekonomian ini berlaku pada negara-negara yang belum maju, dan mulai ditinggalkan.
Ciri-cirinya : 
F  belum ada pembagian kerja
F  Tukar menukar dengan sistem barter
F  Hasil produksi dan sistem distribusi terbentuk karena kebiasaan/ tradisi
F  Produksi yang dihasilkan/ dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri
F  Kehidupan masyarakat yang bersifat kekeluargaan diatur secara bersama-sama
F  Alam merupakan sumber kemakmuran
Kebaikannya/kelebihannya : 
F  Masing-masing individu mempunyai keterikatan, sehingga rasa kekeluargaan dan kegotong royongan terlihat dan dirasakan oleh anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
F  Keburukan/kelemahannya :
Pola tradisi akan mengakibatkan kurang berkembang pola berfikir masyarakat  hasil produksi terbatas karena mengandalkan tenaga manusia dan faktor alam.
F  Pengakuan adanya hak milik, kebebasan dan hak asasi manusia berdasarkan hukum adat.
b.        Sistem Ekonomi Terpusat
Pada sistem ekonomi ini, pemerintah bertindak sangat aktif, segala kebutuhan hidup termasuk keamanan dan pertahanan direncanakan oleh pemerintah secara terpusat. Pelaksanaan dilakukan oleh daerah-daerah di bawah satu komando dari pusat. Dengan demikian, masalah apa dan berapa, bagaimana dan untuk siapa barang diproduksi, semuanya diatur oleh pemerintah secara terpusat.
Kebebasan untuk melakukan kegiatan ekonomi dibatasi sehingga inisiatif perorangan tidak dapat berkembang. Pada umumnya sistem ekonomi terpusat ini diterapkan pada negara-negara yang menganut paham komunis. Namun karena kurang sesuai dengan aspirasi rakyat, akhir-akhir ini sudah ditinggalkan.
Ciri-cirinya :
F  Semua alat dan sumber produksi adalah milik Negara, maka hak milik perseorangan tidak ada kebijakan perekonomian diatur oleh pemerintah pusat
F  Produksi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang paling mendesak
Kebaikannya : 
F  Pemerintah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap perekonomian
F  Pemerintah bebas menentukan barang yang akan diproduksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat
F  Pemerintah mengatur distribusi barang produksi mudah melakukan pengendalian dan pengawasan  pelaksanaan pembangunan bisa lebih cepat
Kelemahannya : 
F  Setiap orang tidak memiliki apa-apa, kecuali barang yang sudah dibagi pemerintah dominan mengatur seluruh kegiatan, sehingga potensi, inisiatif, dan daya kreasi tidak berkembang  segala apa yang diperintahkan pemerintah harus dilaksanakan.
c.         Sistem Ekonomi Pasar
Pada sistem ekonomi pasar, kehidupan ekonomi diharapkan dapat berjalan bebas sesuai dengan mekanisme pasar. Siapa saja bebas memproduksi barang dan jasa, sehingga mendorong masyarakat untuk bekerja lebih giat dan efisien. Dengan demikian bagi produsen memungkinkan memperoleh laba sebesar-besarnya. Jika barang atau jasa dapat dipasarkan, pada akhirnya produsen akan menyesuaikan dengan keinginan dan daya beli konsumen.
 Salah satu ciri sistem ekonomi pasar adalah berlakunya persaingan secara bebas. Akibatnya yang kuat bertambah kuat, sedang yang lemah semakin terdesak tidak berdaya. Untuk mengatasi keadaan itu pemerintah ikut campur tangan melalui peraturan perundang-undangan yang dianggap perlu, sehingga terbentuk sistem ekonomi pasar yang terkendali, bukan ekonomi bebas lagi.
Ciri - cirinya : 
F  Setiap manusia baik sebagai produsen maupun konsumen dianggap sebagai homo ekonomikus. 
F  Pengakuan adanya hak milik pribadi
F  Pengakuan terhadap kebebasan dan hak-hak asasi manusia secara formal
F  Kedaulatan konsumen dan kebebasan konsumen
F  Sistem pasar dan persaingan bebas motif mencari laba terpusat pada 10 kepentingan diri sendiri peranan pemerintah terbatas.

Kebaikannya : 
F  Setiap orang diberi kebebasan dan kesempatan untuk berusaha sebaik-baiknya
F  Setiap orang bebas memiliki alat-alat produksi
F  Setiap orang bebas memilih bidang usaha yang disukainya
F  Persaingan dapat menyebabkan adanya dorongan untuk maju
F  Produksi barang dan jasa didasarkan pada kebutuhan pasar
F  Tidak ada paksaan dari pemerintah
Kelemahannya : 
F  Adanya kebebasan berusaha mengakibatkan yang kuat semakin kuat dan yang lemah semakin terdesak dan akhirnya pailit atau mati  menimbulkan monopoloi yang merugikan manusia.
F  Menimbulkan eksploitasi ( penindasan )
F  Tidak adanya pemerataan
F  Pendapatan stabilitas perekonomian tidak terjamin, sering menimbulkan krisis.
d.        Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran pada umumnya ditetapkan pada negara-negara berkembang. Dalam sistem ini sektor swasta dan pemerintah sama-sama diakui. Hal ini berarti di samping sektor swasta, terdapat pula badan perencana negara yang merencanakan arah dan perkembangan ekonomi. Sistem ekonomi campuran ini dasarnya merupakan perpaduan antara sistem ekonomi terpusat dengan sistem ekonomi pasar.
Cara lain mengatasi masalah ekonomi adalah melalui peningkatan kualitas SDM atau peningkatan investasi menjadi lebih produktif. Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi untuk mengatasi masalah tersebut ;
a)   Fungsi stabilisasi, yaitu fungsi pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hukum, pertahanan dan keamanan.
b)  Fungsi alokasi, yaitu fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa publik, seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.
c)            Fungsi distribusi, yaitu fungsi pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat.






























BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Inti dari masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Masalah ekonomi pasti dihadapi oleh setiap negara. Masalah ekonomi terdiri dari masalah ekonomi klasik dan masalah ekonomi modern. Masalah ekonomi klasik terdiri dari masalah produksi, konsumsi dan distribusi. Permasalahan ekonomi modern terdiri dari pilihan tentang barang dan jasa apa (what) yang harus diproduksi dan berapa (how many?how much) jumlah yang diproduksi,bagaiman (how) serta untuk siapa (for whom) barang itu di produksi.
Faktor-Faktor Penyebab Masalah Ekonomi antara lain Kemiskinan, Kesejahteraan Pengangguran, dan Kelangkaan Bahan Pokok. Untuk mengatasi masalah ekonomi perlu adanya sistem ekonomi yang sesuai bagi suatu negara. Secara garis besar, kita mengenal empat sistem ekonomi yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan situasi kondisi dan ideologi negara yang bersangkutan. Keempat sistem ekonomi tersebut adalah sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi terpusat, sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi campuran.





              







DAFTAR PUSTAKA

http://chandrapamungkas.wordpress.com

1 komentar: