BAB I
PENDAHULUAN
I.
LATAR
BELAKANG
Suatu Negara tidak akan pernah bisa
lepas dari berbagai macam permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya.
Terlebih pada negara – negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti
Indonesia. Masalah ketenagakerjaan, pengangguran, kenaikan harga (inflasi) dan
kemiskinan di Indonesia sudah menjadi masalah pokok bangsa ini dan membutuhkan
solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut agar tidak menghambat
langkah Negara Indonesia untuk menjadi negara yang lebih maju. Meskipun di
dunia ini terdapat beraneka ragam sistem ekonomi yang dianut oleh masing-masing
negara, pada hakekatnya persoalan yang dihadapi oleh setiap sistem ekonomi
tersebut adalah sama. Dalam rangka mencapai kemakmuran ekonomi bagi rakyatnya,
setiap sistem ekonomi yang dianut oleh setiap negara akan menghadapi persoalan
ekonomi yang sama. Untuk mengetahui masalah-masalah ekonomi apa saja yang ada
di suatu negara dan cara mengatasinya maka perlu adanya analisis yang di mulai
dari hal terkecil.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah
Masalah-masalah Ekonomi itu ?
2. Apakah
penyebab masalah ekonomi itu muncul ?
3. Apa
saja yang termasuk masalah ekonomi ?
4. Bagaimana
Cara Mengatasi Masalah Ekonomi Tersebut ?
III. TUJUAN
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui Masalah-masalah ekonomi
2.
Mengetahui penyebab masalah ekonomi
3.
mengetahui macam – macam masalah ekonomi
4.
mengetahui cara mengatasi masalah ekonomi
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
MASALAH EKONOMI
Masalah Ekonomi adalah masalah yang
sering terjadi dalam kehidupan sehari hari baik masalah dalam jual beli, tawar
menawar ataupun ekspor impor. Dalam kehidupan sekarang terutama di Indonesia
terdapat beberapa masalah ekonomi yang terjadi diantaranya Pengangguran,
Kemiskinan, Harga, Profit, Inflasi, Hutang, Sistem Ekonomi, Ekonomi politik,
Kesejahteraan dan Pertumbuhan Ekonomi. Untuk lebih memahami masalah masalah ekonomi
tersebut, saya akan menjelaskan satu persatu masalah ekonomi yang sering
terjadi. Inti dari masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara
kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang
terbatas.
B.
PENYEBAB
MASALAH EKONOMI
Faktor-Faktor
Penyebab Masalah Ekonomi diantaranya :
1)
Kemiskinan
Ketidakmampuan dari seseorang untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
2)
Kesejahteraan / Kemakmuran
Merupakan kebalikan dari kemiskinan. Permasalahan ini sangat
populer dalam ekonomi karena sifat manusia yang selalu tidak merasa cukup,
ingin menjadi orang kaya, sejahtera, dan banyak uang. Semua itu terpaku pada
sepatah kata: Kemakmuran. Ini juga menjadi problema yang harus segera
di selesaikan.
3)
Pengangguran
Dari tahun ke tahun jumlah pengangguran semakin banyak, ini
dikarenakan sedikitnya lapangan kerja yang ada.
4)
Kelangkaan Bahan Pokok Semakin
tingginya harga kebutuhan pokok dipasaran, mengakibatkan bahan pokok tersebut
menjadi langka.
C. JENIS-JENIS MASALAH EKONOMI
©
MASALAH
POKOK EKONOMI (KLASIK)
Pokok masalah ekonomi ada tiga, yaitu: Produksi, Konsumsi
dan Distribusi.
1.
Masalah Produksi
Produksi merupakan kegiatan untuk
menciptakan atau membuat barang. Perngertian tersebut merupakan
pengertian umum yang kita kenal sehari-hari. Adapun dalam ilmu ekonomi, produksi mencakup semua kegiatan yang
bertujuan untuk menambah nilai guna barang. Kegiatan produksi dilakukan manusia dengan menempuh pengubahan
bentuk maupun tanpa megubah bentuk. Perbuatan manusia untuk menambah
nilai guna barang tanpa mengubah bentuk disebut produksi jasa.
Produksi
jasa dibedakan menjadi dua (2) yaitu:
a.
Produksi Jasa yang langsung dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia. Misalnya pendidikan, pengobatan, angkutan penumpang dan kecantikan.
b.
Produksi jasa yang ditujukan untuk
meningkatkan nilai guna. Misalnya
asuransi dan jasa pergudangan.
Adapun
perbuatan manusia untuk menambah nilai guna barang dengan mengubah bentuk atau
sifat bahan dasar yang disebut produksi
barang. Produksi barang dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu
a.
Produksi
barang komsumsi » Barang yang dapat langsung digunakan untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
b.
Produksi
barang modal »
Barang yang berguna untuk menghasilkan barang lain untuk mencukupi kebutuhan
manusia. Barang modal harus sesuai dan harus melalui serangakaian
proses produksi terlebih dahulu sebelum dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan manusia.
Menurut
kaum klasik, permasalahan produksi yang dialami manusia adalah bagaimana
usaha untuk mencipatakan barang dan jasa yang dibutuhakan oleh orang banyak. Kaum klasik hanya menitikberatkan pada kuantitas benda (barang dan
jasa) yang harus diproduksi. Kaum klasik tidak begitu
memperhatikan perbedaan kebutuhan dan selera masing-masing individu yang
berbeda.
2.
Masalah Distribusi
Kaum klasik menyatakan bahwa
distribusi dapat dilakukan secara langsung. Distribusi secara langsung yaitu distribusi yang dilakukan
tanpa melalui jasa perantara. Dengan kata lain, produsen dapat langsung menemui
konsumen untuk menawarkan barang atau jasa yang dihasilkan. Selain distribusi secara langsung, kaum klasik juga menyebutkan
keberadaan pasar sebagai salah satu sarana distribusi. Pasar menjadi tempat bertemunya
penjual dan pembeli untuk memperjaulbelikan barang.
3.
Masalah komsumsi
Kesesuaian antara barang yang
diproduksi dengan kebutuhan masyarakat yang merupakan permasalahan komsumsi. Oleh karena itu, produsen harus memperhatikan kebutuhan, keinginan dan kemauan konsumen sebelum
menentukan produksi. Suatu barang menjadi tidak berguna apabila tidak sesuai
dengan kebutuhan, selera dan daya beli masyarakat.
Kegiatan
produksi dan distribusi harus memperhatikan
ketiga hal tersebut.
© MASALAH EKONOMI
MODERN
Permasalahan ekonomi modern terdiri dari
pilihan tentang barang dan jasa apa (what) yang harus diproduksi dan
berapa (how many? how much) jumlah yang diproduksi, bagaiman (how) serta untuk siapa (for whom) barang itu di produksi,
faktor-faktor produksi yang tersedia harus diolah untuk disesuaikan dan harus
menghasilkan barang atau jasa yang dibutuhkan sesuai dengan keinginan. Siapa pihak yang akan membutuhkan
atau mengolah faktor-faktor produksi menjadi barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan, serta untuk siapa barang dan jasa tersebut dihasilkan atau
bagaimana barang atau jasa tersebut didistribusikan.
a.
Apa dan Berapa yang Diproduksi
(What)
Masalah ini menyangkut jenis barang
dan jumlah yang akan diproduksi. Karena sumber daya terbatas, masyarakat harus
memutuskan barang apa yang akan diproduksi : apakah kita akan memproduksi
makanan, obat-obatan atau mesin-mesin industri, buku-buku atau video, TV atau
mainan anak dan seterusnya. Sangat tidak mungkin untuk memproduksi semua jenis
benda pemuas kebutuhan tersebut sejumlah yang diinginkan oleh masyarakat.
setelah ditentukan apa yang akan diproduksi, produsen harus memutuskan berapa
jumlah barang yang harus diproduksi sehingga dapat ditentukan berapa sumber
daya yang harus dialokasikan untuk makanan, berapa untuk obat-obatan, berapa
untuk mesin-mesin industri dan seterusnya. Jika kita ingin memproduksi lebih
banyak makanan, artinya sumber daya untuk memproduksi obat-obatan akan
berkurang dan sebaliknya.
Keputusan mengenai barang apa yang
harus diproduksi, harus dipertimbangkan dengan cermat. Dalam pengalokasian dana
pembangunan, terutama dalam memproduksi barang-barang, kita harus mengajukan
alasan mengapa barang itu di produksi. Kita harus dapat menjawab mengapa
pembangunan diarahkan ke sektor pertanian ? mengapa bukan ke sektor industri,
misalnya setelah memprioritaskan ke sektor pertanian, selanjutnya harus
ditentukan apakah kita akan memproduksi bahan pangan atau bahan untuk diekspor.
Jika kita sudah diputuskan barang apa yang diproduksi, maka masalah berikutnya
adalah berapa jumlah tergantung pada kondisi ekonomi dan sistem ekonomi Negara yang
bersangkutan.
b.
Bagaimana Cara Memproduksinya (How)
Masalah dalam hal ini adalah
teknologi dan metode industri apa yang digunakan untuk memproduksi suatu
barang; berapa jumlah tenaga kerja, jenis mesin apa, serta bahan mentah apa
yang akan digunakan. Produksi dengan teknologi pada karya banyak menggunakan
tenaga manusia, tetapi jumlah produksinya terbatas. Jika kita digunakan adalah teknologi
pada modal maka yang menjadi masalah adalah dari mana akan diperoleh modalnya.
Masalah kedua yang harus ditangani
adalah bagaimana mengkombinasikan faktor-faktor produksi yang ada agar berhasil
guna dan berdaya guna. Hal ini berkaitan dengan masalah metode produksi ini
adalah bagaimana melakukan proses produksi tersebut seefisien mungkin sehingga
produksi dapat berjalan dengan baik dan menghasilkan keuntungan, baik dalam
jangka pendek maupun dalam jangka yang panjang
c.
Siapa Pelaku Produksi (who)
Di Indonesia dikenal tiga elemen Produksi yaitu pemerintah, swasta dan koperasi. Pemerintah merupakan pengatur kegiatan secara menyeluruh. Pemerintah mengatur kegiatan
produksi sebagaiman telah diatur oleh UUD 1945 pasal 32 ayat 2. Dengan demikian Permasalahan mengenai siapa pelaku produksi
menyangkut mana yang memiliki kewenangan untuk melakukan produksi. Adanya spealisasi produksi selain
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara merata, juga untuk menerapkan prinsip efiseinsi dalam mengolah sumber
daya serta menghindari terjadinya monopoli oleh individu atau kelompok.
d.
Untuk Siapa Diproduksi (Who)
Permasalahan ini adalah siapa yang
memerlukan barang tersebut dan siapa saja yang menikmati hasilnya. Dengan kata
lain, bagaimana cara pendistribusiannya. Apakah barang-barang yang diproduksi
tersebut akan didistribusikan menurut ukuran pendapatan, kekayaan atau kelompok
tertentu dari masyarakat.
©
MASALAH
EKONOMI LAINNYA
1. Kemiskinan
dan pemrataan
Sebagai
akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak pertengahan tahun 1997,
jumlah penduduk miskin pada akhir tahun itu melonjak menjadi sebesar 47 juta
jiwa atau sekitar 23,5% dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia. Pada akhir
tahun 2000, jumlah penduduk miskin turun sedikit menjadi sebesar 37,3 juta jiwa
atau sekitar 19% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia.
Dari segi distribusi pendapatan nasional, penduduk Indonesia berada dalam kemiskinan. Sebagian besar kekayaan banyak dimiliki kelompok berpenghasilan besar atau kelompok kaya Indonesia.
Dari segi distribusi pendapatan nasional, penduduk Indonesia berada dalam kemiskinan. Sebagian besar kekayaan banyak dimiliki kelompok berpenghasilan besar atau kelompok kaya Indonesia.
2. Krisis Nilai Tukar
Krisis
mata uang yang telah mengguncang Negara-negara Asia pada awal tahun 1997,
akhirnya menerpa perekonomian Indonesia. Nilai tukar rupiah yang semula
dikaitkan dengan dolar AS secara tetap mulai diguncang spekulan yang
menyebabkan keguncangan pada perekonomian yang juga sangat tergantung pada
pinjaman luar negeri sector swasta. Pemerintah menghadapi krisis nilai tukar
ini dengan melakukan intervensi di pasar untuk menyelamatkan cadangan devisayang
semakin menyusut. Pemerintah menerapkan kebijakan nilai tukar yang mengambang
bebas sebagai pengganti kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali.
3. Masalah Utang Luar Negeri
Kebijakan
nilai tukar yang mengambang terkendali pada saat sebelum krisis ternyata
menyimpan kekhawatiran. Depresiasi penurunan nilai tukar rupiah terhadap mata
uang asing terutama dolar ASyang relative tetap dari tahun ke tahun menyebabkan
sebagian besar utang luar negeri tidak dilindungi dengan fasilitas lindung
nilai (hedging) sehingga pada saat krisis nilai tukar terjadi dalam sekejap
nilai utang tersebut membengkak. Pada tahun1997, besarnya utang luar negeri
tercatat 63% dari PDB dan pada tahun 1998 melambung menjadi 152% dari PDB.
Untuk mengatasi ini, pemerintah melakukan penjadwalan ulang utang luar negeri dengan pihak peminjam. Pemerintah juga menggandeng lembaga-lembaga keuangan internasional untuk membantu menyelesaikan masalah ini.
Untuk mengatasi ini, pemerintah melakukan penjadwalan ulang utang luar negeri dengan pihak peminjam. Pemerintah juga menggandeng lembaga-lembaga keuangan internasional untuk membantu menyelesaikan masalah ini.
4. Masalah Perbankan dan Kredit Macet
Besarnya
utang luar negeri mengakibatkan permasalahan selanjutnya pada system perbankan.
Banyak usaha yang macet karena meningkatnya beban utang mengakibatkan semakin
banyaknya kredit yang macet sehingga beberapa bank mengalami kesulitan
likuiditas. Kesulitan likuiditas makin parah ketika sebagian masyarakat
kehilangan kepercayaannya terhadap sejumlah bank sehingga terjadi penarikan
dana oleh masyarakat secarabesar-besaran (rush).
Goncangan yang terjadi pada system perbankan menimbulkan goncangan yang lebih besar pada system perbankan secara keseluruhan, sehingga perekonomian juga akan terseret ke jurang kehancuran. Alasan-alasan di atas menyebabkan pemerintah memutuskan untuk menyelamatkan bank-bankyang mengalami masalah likuiditas tersebut dengan memberikan bantuan likuiditas. Namun untuk mengendalikan laju inflasi, bank sentral harus menarik kembali uang tersebut melalui operasi pasar terbuka. Hal ini dilakukan dengan meningkatnya suku bunga SBI. Kebijakan ini kemudian menimbulkan dilema karena peningkatan suku bunga menyebabkan beban bagi para peminjam (debitor). Akibatnya tingkat kredit macet di system perbankan meningkat dengan pesat. Dilema semakin kompleks di saat system perbankan mencoba mempertahankan likuiditasyang mereka miliki dengan meningkatkan suku bungan simpanan melebihi suku bunga pinjaman sehingga mereka mengalami kerugian yang berakibat pengikisan modal yang mereka miliki.
Goncangan yang terjadi pada system perbankan menimbulkan goncangan yang lebih besar pada system perbankan secara keseluruhan, sehingga perekonomian juga akan terseret ke jurang kehancuran. Alasan-alasan di atas menyebabkan pemerintah memutuskan untuk menyelamatkan bank-bankyang mengalami masalah likuiditas tersebut dengan memberikan bantuan likuiditas. Namun untuk mengendalikan laju inflasi, bank sentral harus menarik kembali uang tersebut melalui operasi pasar terbuka. Hal ini dilakukan dengan meningkatnya suku bunga SBI. Kebijakan ini kemudian menimbulkan dilema karena peningkatan suku bunga menyebabkan beban bagi para peminjam (debitor). Akibatnya tingkat kredit macet di system perbankan meningkat dengan pesat. Dilema semakin kompleks di saat system perbankan mencoba mempertahankan likuiditasyang mereka miliki dengan meningkatkan suku bungan simpanan melebihi suku bunga pinjaman sehingga mereka mengalami kerugian yang berakibat pengikisan modal yang mereka miliki.
5. Masalah Inflasi
Masalah
inflasi yang terjadi di Indonesia tidak terlepas kaitannya dengan masalah
krisis nilai tukar rupiah dan krisis perbankan yang selama ini terjadi. Pada
tahun 2004 tingkat inflasi Indonesia pernah mencapai angka 10,5%. Ini terjadi
karena harga barang-barang terus naik sebagai akibat dari dorongan permintaan
yang tinggi. Tingginya laju inflasi tersebut jelas melebihi sasaran inflasi BI
sehingga BI perlu melakukan pengetatan di bidang moneter. Pengetatan moneter
tidak dapat dilakukan secara drastic dan berlebihan karena akan mengancam
kelangsungan proses penyehatan perbankan dan program restrukturisasi
perusahaan.
6. Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran
Menurunnya
kualitas pertumbuhan ekonomi tahun 2005-2006 tercermin dari anjloknya daya
serap pertumbuhan ekonomi terhadap angkatan kerja. Bila di masa lalu setiap 1%
pertumbuhan ekonomi mampu menciptakan lapangan kerja hingga 240 ribu maka pada
2005-2006 setiap pertumbuhan ekonomi hanya mampu menghasilkan 40-50 ribu
lapangan kerja. Berkurangnya daya serap lapangan kerja berarti meningkatnya
penduduk miskin dan tingkat pengangguran. Untuk menekan angka pengangguran dan
kemiskinan, pemerintah perlu menyelamatkan industry-industri padat karya dan
perbaikan irigasi bagi petani.
D.
CARA
MENGATASI MASALAH EKONOMI
Menghadapi masalah pokok ekonomi
tersebut, bagaimana kita memecahkan pokok persoalan itu? Secara garis besar,
kita mengenal empat sistem ekonomi yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan
situasi kondisi dan ideologi negara yang bersangkutan. Keempat sistem ekonomi
tersebut
adalah :
Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem Ekonomi Terpusat
Sistem Ekonomi
Pasar
Sistem Ekonomi
Campuran
Melalui
sistem ekonomi ini kita bisa menerapkannya sesuai dengan keadaan ekonomi suatu
negara sehingga masalah ekonomi dapat ditekan.
a.
Sistem Ekonomi Tradisional
Sistem
ekonomi ini merupakan sistem ekonomi yang dijalankan secara bersama untuk
kepentingan bersama (demokratis), sesuai dengan tata cara yang biasa ditempuh
oleh nenek moyang sebelumnya. Dalam sistem ini segala barang dan jasa yang
diperlukan, dipenuhi sendiri oleh masyarakat itu sendiri. Tentunya Anda akan
bertanya apa tugas pemerintah dalam sistem ekonomi tradisional ini? Dalam
sistem ekonomi tradisional, tugas pemerintah hanya terbatas memberikan perlindungan
dalam bentuk pertahanan dan menjaga ketertiban umum.
Dengan
kata lain kegiatan ekonomi yaitu masalah apa dan berapa, bagaimana dan untuk
siapa barang diproduksi semuanya diatur oleh masyarakat. Pada umumnya, sistem
perekonomian ini berlaku pada negara-negara yang belum maju, dan mulai
ditinggalkan.
Ciri-cirinya :
F belum
ada pembagian kerja
F Tukar
menukar dengan sistem barter
F Hasil
produksi dan sistem
distribusi terbentuk karena kebiasaan/ tradisi
F Produksi
yang dihasilkan/ dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri
F Kehidupan
masyarakat yang bersifat kekeluargaan diatur secara bersama-sama
F Alam
merupakan sumber kemakmuran
Kebaikannya/kelebihannya :
F Masing-masing
individu mempunyai keterikatan, sehingga rasa kekeluargaan dan kegotong royongan
terlihat dan dirasakan oleh anggota masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
F Keburukan/kelemahannya
:
Pola tradisi akan mengakibatkan kurang berkembang pola
berfikir masyarakat hasil
produksi terbatas karena mengandalkan tenaga manusia dan faktor alam.
F Pengakuan
adanya hak milik, kebebasan dan hak asasi manusia berdasarkan hukum adat.
b.
Sistem Ekonomi Terpusat
Pada
sistem ekonomi ini, pemerintah bertindak sangat aktif, segala kebutuhan hidup
termasuk keamanan dan pertahanan direncanakan oleh pemerintah secara terpusat.
Pelaksanaan dilakukan oleh daerah-daerah di bawah satu komando dari pusat.
Dengan demikian, masalah apa dan berapa, bagaimana dan untuk siapa barang
diproduksi, semuanya diatur oleh pemerintah secara terpusat.
Kebebasan
untuk melakukan kegiatan ekonomi dibatasi sehingga inisiatif perorangan tidak
dapat berkembang. Pada umumnya sistem ekonomi terpusat ini diterapkan pada
negara-negara yang menganut paham komunis. Namun karena kurang sesuai dengan
aspirasi rakyat, akhir-akhir ini sudah ditinggalkan.
Ciri-cirinya :
F Semua
alat dan sumber produksi adalah milik Negara, maka hak milik perseorangan tidak ada kebijakan
perekonomian diatur oleh pemerintah pusat
F Produksi
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang paling mendesak
Kebaikannya :
F Pemerintah
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap perekonomian
F Pemerintah
bebas menentukan barang yang akan diproduksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat
F Pemerintah
mengatur distribusi barang produksi mudah melakukan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pembangunan bisa lebih cepat
Kelemahannya :
F Setiap orang
tidak memiliki apa-apa, kecuali barang yang sudah dibagi pemerintah
dominan mengatur seluruh kegiatan, sehingga potensi, inisiatif, dan
daya kreasi tidak berkembang segala apa
yang diperintahkan pemerintah harus dilaksanakan.
c.
Sistem Ekonomi Pasar
Pada
sistem ekonomi pasar, kehidupan ekonomi diharapkan dapat berjalan bebas sesuai
dengan mekanisme pasar. Siapa saja bebas memproduksi barang dan jasa, sehingga
mendorong masyarakat untuk bekerja lebih giat dan efisien. Dengan demikian bagi
produsen memungkinkan memperoleh laba sebesar-besarnya. Jika barang atau jasa
dapat dipasarkan, pada akhirnya produsen akan menyesuaikan dengan keinginan dan
daya beli konsumen.
Salah satu ciri sistem ekonomi pasar adalah
berlakunya persaingan secara bebas. Akibatnya yang kuat bertambah kuat, sedang
yang lemah semakin terdesak tidak berdaya. Untuk mengatasi keadaan itu
pemerintah ikut campur tangan melalui peraturan perundang-undangan yang
dianggap perlu, sehingga terbentuk sistem ekonomi pasar yang terkendali, bukan
ekonomi bebas lagi.
Ciri - cirinya :
F Setiap
manusia baik sebagai produsen maupun konsumen dianggap sebagai homo ekonomikus.
F Pengakuan
adanya hak milik pribadi
F Pengakuan
terhadap kebebasan dan hak-hak asasi manusia secara formal
F Kedaulatan
konsumen dan kebebasan konsumen
F Sistem pasar dan persaingan bebas
motif mencari laba terpusat pada 10 kepentingan diri sendiri peranan
pemerintah terbatas.
Kebaikannya :
F Setiap
orang diberi kebebasan dan kesempatan untuk berusaha sebaik-baiknya
F Setiap
orang bebas memiliki alat-alat produksi
F Setiap
orang bebas memilih bidang usaha yang disukainya
F Persaingan
dapat menyebabkan adanya dorongan untuk maju
F Produksi
barang dan jasa didasarkan pada kebutuhan pasar
F Tidak
ada paksaan dari pemerintah
Kelemahannya :
F Adanya
kebebasan berusaha mengakibatkan yang kuat semakin kuat dan yang lemah semakin terdesak dan
akhirnya pailit atau mati menimbulkan
monopoloi yang merugikan manusia.
F Menimbulkan
eksploitasi ( penindasan )
F Tidak
adanya pemerataan
F Pendapatan stabilitas perekonomian tidak
terjamin, sering menimbulkan krisis.
d.
Sistem Ekonomi Campuran
Sistem ekonomi campuran pada umumnya
ditetapkan pada negara-negara berkembang. Dalam sistem ini sektor swasta dan
pemerintah sama-sama diakui. Hal ini berarti di samping sektor swasta, terdapat
pula badan perencana negara yang merencanakan arah dan perkembangan ekonomi.
Sistem ekonomi campuran ini dasarnya merupakan perpaduan antara sistem ekonomi
terpusat dengan sistem ekonomi pasar.
Cara
lain mengatasi masalah ekonomi adalah melalui peningkatan kualitas SDM atau
peningkatan investasi menjadi lebih produktif. Peran dan Fungsi Pemerintah di
Bidang Ekonomi untuk mengatasi masalah tersebut ;
a)
Fungsi stabilisasi, yaitu fungsi
pemerintah dalam menciptakan kestabilan ekonomi, sosial politik, hukum,
pertahanan dan keamanan.
b) Fungsi
alokasi, yaitu fungsi pemerintah sebagai penyedia barang dan jasa publik, seperti pembangunan jalan raya,
gedung sekolah, penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.
c)
Fungsi distribusi, yaitu fungsi
pemerintah dalam pemerataan atau distribusi pendapatan masyarakat.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Inti dari masalah ekonomi adalah
adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan
alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Masalah ekonomi pasti dihadapi oleh setiap
negara. Masalah ekonomi terdiri dari masalah ekonomi klasik dan masalah ekonomi
modern. Masalah ekonomi klasik terdiri dari masalah produksi, konsumsi dan
distribusi. Permasalahan ekonomi modern terdiri dari pilihan tentang barang dan
jasa apa (what) yang harus diproduksi dan berapa (how many?how much)
jumlah yang diproduksi,bagaiman (how) serta untuk siapa (for whom) barang itu di produksi.
Faktor-Faktor Penyebab Masalah
Ekonomi antara lain Kemiskinan, Kesejahteraan Pengangguran, dan Kelangkaan
Bahan Pokok. Untuk mengatasi masalah ekonomi perlu adanya sistem ekonomi yang
sesuai bagi suatu negara. Secara garis besar, kita mengenal empat sistem
ekonomi yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan situasi kondisi dan ideologi
negara yang bersangkutan. Keempat sistem ekonomi tersebut adalah sistem ekonomi
tradisional, sistem ekonomi terpusat, sistem ekonomi pasar dan sistem ekonomi
campuran.
DAFTAR
PUSTAKA
http://chandrapamungkas.wordpress.com
keren gan cocok dengan tugas kuliahku keren ulasanya lengkap, kujungi balik ya
BalasHapuscara kredit usaha
kumpulan tugas makalah
model belajar